REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui ada belasan anak buahnya yang terpapar Covid-19. Di antaranya adalah Kepala Inspektur Kota Bekasi, satu orang Inspektur Pembantu (Irban), satu pejabat Dinas Pendidikan dan tiga pejabat Tata Pemerintahan (Tapem).
Ditambah lagi satu orang pejabat Staf Pemerintahan, Kabid Anggaran BPKAD, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Selanjutnya, satu orang pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), satu orang pejabat DPMPTSP, serta dua orang pejabat staf di UPTD Mustikajaya serta Camat Bekasi Utara.
Adapun, dua di antaranya pejabat yang positif Covid-19 itu meninggal dunia. Pasien meninggal pertama adalah Camat Bekasi Utara pada Sabtu (4/4) lalu, sedangkan yang kedua adalah Kepala Bidang Anggaran di BPKAD Kota Bekasi yang berpulang pada Senin (20/7) kemarin.
“Meninggal itu kemarin diserangnya adalah pembuluh jantung, (tapi) Covid mematikannya di situ, penyakitnya itu kemarin miokarditis, memang dia ada hipertensi (juga). Kalau yang meninggal positif (secara) resmi almarhum camat (Bekasi Utara),” kata Pepen, begitu dia kerap disapa, saat ditemui di Bekasi, Kamis (22/7).
Pepen menerangkan penularan Covid-19 di lingkungan kerja Pemkot berasal dari keluarga pasien positif usai bepergian dari luar kota. “Ini diduga yang di Inspektorat itu istrinya pulang dari Makassar, terus ada yang dari Surabaya, terus ada yang (melakukan) pertemuan-pertemuan (jarak) dekat begini,” kata Pepen, sapaan akrabnya saat ditemui di Bekasi, Rabu (22/7).
Pihak Pemkot juga langsung melacak keluarga pasien positif yang terpapar dan melakukan perawatan di RSUD Kota Bekasi. Hingga saat ini, pelayanan di lingkup Pemkot Bekasi masih berjalan seperti biasa.
Hingga Rabu, 22 Juli 2020 ada 492 kasus Covid-19 di Kota Bekasi. Dari 492 kasus itu, sebanyak 447 dinyatakan sembuh, dan 36 pasien meninggal dunia. Selain itu, ada 9 orang pasien aktif yang tengah dirawat.