REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amien Rais mengaku telah dikeluarkan dari Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno.
"Tidak mungkin ada yang berani untuk memberhentikan Pak Amien. Itu rasanya sudah di luar nalar itu ya," ujar Eddy saat dihubungi, Kamis (23/7).
Ia menjelaskan, Amien Rais merupakan pendiri dan tokoh sentral PAN. Sehingga, tak mungkin ada pengurus DPP yang berani memberhentikannya.
"Seluruh jajaran PAN itu sangat hormat sangat respect kepada Pak Amien. Sehingga tidak mungkin ada yang punya pikiran yang nyeleneh untuk melakukan hal tersebut," ujar Eddy.
Menurutnya, ada miskomunikasi dari pengakuan Amien Rais di video milik KH Tengku Zulkarnain. Sehingga, maksud yang disampaikannya tidak diterima lengkap oleh masyarakat.
"Saya khawatirkan bahwa berita yang terkomunikasikan itu mungkin tidak diterima dengan sempurna oleh temen-temen dan publik ya," ujar Eddy.
Sebelumnya, Amien Rais mengaku telah dikeluarkan dari PAN. Hal tersebut diungkapkannya dalam video Youtube milik KH Tengku Zulkarnain.
"Saya sudah tidak di PAN sama sekali. Saya sudah dikeluarkan oleh anak buah saya karena berbeda prinsip," ujar Amien.
Perbedaan prinsip, kata Amien, menjadi alasan utama kenapa ia dikeluarkan dari partai yang didirikannya itu. Pasalnya, DPP PAN periode 2020-2025 disebutnya ingin bergabung dengan kabinet Presiden Joko Widodo.
"Kalau anda tetap ingin dukung rezim ini, jelas sesuatu langkah yang keliru bin salah. Jadi itu tidak ada rasionya, tidak ada rasionalisasinya," ujar Amien.
Amien juga menyayangkan pengurus baru PAN yang bertemu beberapa kali dengan Jokowi di Istana. Sebab, hal itu dinilainya sebagai bentuk mengemis posisi di Kabinet Indonesia Maju.
"Kok tidak menggunakan akal sehatnya dan keislamannya. Kemudian yang dibela itu siapa, jadi dimatikan akal qur'aniyahnya itu. Dimatikan akidahnya," ujar Amien.
Selain itu, ia juga membantah bahwa anaknya, Mumtaz Rais disodorkan menjadi salah satu menteri Jokowi. Amien menegaskan bahwa hal itu hoaks.
"Saya tidak setuju bergabung dengan rezim yang sudah tidak ketulungan itu. Mereka tetap yakin bahwa dengan bergabung, rezim Jokowi akan dapat segala," ujar Amien.