Kamis 23 Jul 2020 15:44 WIB

316 Pedagang Terinfeksi Covid-19, Terbanyak di Jakpus

Adanya pedagang enggan ikuti tes cepat karena minimnya edukasi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas keamanan berjaga di Pasar Cempaka Putih, Jakarta, Senin (13/7/2020). Pengelola Pasar Cempaka Putih menutup sementara pasar tersebut dari Senin (13/7) hingga Rabu (15/7) menyusul 41 orang pedagang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap (swab test) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Foto: ANTARA/NOVA WAHYUDI
Petugas keamanan berjaga di Pasar Cempaka Putih, Jakarta, Senin (13/7/2020). Pengelola Pasar Cempaka Putih menutup sementara pasar tersebut dari Senin (13/7) hingga Rabu (15/7) menyusul 41 orang pedagang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap (swab test) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 316 pedagang di 48 pasar di  DKI Jakarta terinfeksi Covid-19 hingga Kamis (23/7). Kasus terbanyak terjadi di kawasan Jakarta Pusat. Angka tersebut berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).

"Per hari ini ada 316 (pedagang) di 48 pasar," ujar Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi IKAPPI Reynaldi Sarijowan kepada Republika, Kamis (23/7). "Terbanyak di Jakarta Pusat," lanjutnya ketika ditanya wilayah dengan jumlah infeksi tertinggi.

Berdasarkan data IKAPPI, dari 316 pedagang yang terinfeksi Covid-19, 157 di antaranya adalah pedagang pasar di Jakarta Pusat. Reynaldi mengungkapkan, pasar di Jakarta Pusat yang belakangan mendeteksi kasus infeksi terbanyak adalah di Pasar Cempaka Putih, yakni mencapai 70 kasus. Menurut penuturannya, hal itu lantaran meningkatnya proses rapid test dan swab yang dilakukan.

Kendati demikian, menurutnya, pengujian yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya tersebut belum begitu masif, yakni baru merambah sekitar 60 pasar dari total sebanyak 153 pasar. Reynaldi menilai, PD Pasar Jaya seharusnya melakukan pengujian secara merata.

"Sekitar 60-an, itu masih sangat kurang maka kami mendorong agar semuanya dilakukan tes," ujar dia.

Namun, lanjutnya, dia tak menampik jika dilakukan tes secara keseluruhan, masih ada sebagian pedagang yang enggan melakukannya. Menurutnya, itu terjadi lantaran minimnya edukasi tentang Covid-19 terhadap mereka.

IKAPPI turut melayangkan kririk kepada PD Pasar Jaya selaku pengelola pasar karena dianggap kurang aktif mengedukasi pedagang terkait Covid-19. "Perlu edukasi. Di lapisan masyarakat bawah banyak disinformasi. Masih banyak yang bilang Covid ini konspirasi. Ini harus diluruskan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement