Kamis 23 Jul 2020 15:53 WIB

Rudyatmo Sempat Kecewa dengan Rekomendasi DPP PDIP

DPP PDIP memberikan rekomendasi kepada Gibran dan Teguh Prakosa pada Pilkada Solo.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo
Foto: Republika/Andrian Saputra
Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku sempat kecewa dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP soal Pilkada Solo. DPP PDIP memberikan rekomendasi kepada putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Teguh Prakosa untuk maju dalam Pilkada Solo 2020. 

Sebab, sebelumnya DPC telah ngajukan pasangan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sesuai dengan prosedur partai. "Semua kalau mau ditanya dengan adanya kayak begini ini, DPC, anak cabang, ranting, anak ranting itu kecewa dan tidak kecewa, ya, cuma tetap kecewa. Karena kami sudah menjalankan aturan partai," kata Rudyatmo kepada wartawan, Kamis (23/7). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Partai Nomor 24 Tahun 2017 tentang Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah menyebutkan DPC boleh melakukan penjaringan secara tertutup di internal partai apabila mendapat suara minimal 25 persen. Karena itu, dia menilai, rekomendasi kepada Gibran-Teguh membuat penjaringan tertutup yang dilakukan DPC tidak bernilai di mata DPP. 

"Artinya apa yang sudah dirumuskan DPC tidak ada nilainya di sana (DPP) karena yang diberi rekomendasi adalah Mas Gibran dan Pak Teguh padahal kami mengusulkan Pak Purnomo dan Pak Teguh," kata dia.

Namun, dia memahami semua keputusan ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sudah melalui rapat DPP. "Apapun keputusan ketum, itu kader partai wajib melaksanakan dan memenangkan pemilihan kepala daerah," kata Rudyatmo yang saat ini menjabat wali kota Solo.

Sementara itu, Achmad Purnomo menyatakan terbuka jika Gibran dan Teguh ingin bertemu maupun meminta saran. Dia juga menyatakan bersedia jika ditunjuk sebagai penasihat tim pemenangan Gibran-Teguh. Purnomo mengaku tidak sakit hati terhadap rekomendasi tersebut. 

"Sekali lagi, saya orang menerima realita politik. Saya berharap semuanya baik. Cuma terus terang yang saya khawatirkan belakang saya itu pendukung-pendukung saya yang mungkin belum bisa menerima alasannya. Mudah-mudahan mereka seperti saya menerima realita," papar Purnomo.

Purnomo juga mengaku sempat diajak berkomunikasi oleh DPD PKS Solo setelah rekomendasi turun kepada Gibran. Namun, Purnomo mengaku sudah tidak berkeinginan untuk maju dari jalur lain. 

"Mereka (PKS) hanya melontarkan gagasan. Ya saya dengarkan. Karena menurut saya sudah tidak bisa. Karena sudah tidak bisa berkoalisi dengan partai lain. Realitanya begitu. Itu hanya gagasan," ucap Purnomo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement