Jumat 24 Jul 2020 04:45 WIB

Wejangan Rasulullah Tiga Hari Sebelum Beliau Wafat

Rasulullah menyampaikan agar seseorang berbaik sangka kepada Allah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Wejangan Rasulullah Tiga Hari Sebelum Beliau Wafat. Inilah lokasi rumah Nabi yang kini menjadi kompleks makam Nabi Muhammad SAW besrta dua orang sahabatnya.
Foto: saudigazette
Wejangan Rasulullah Tiga Hari Sebelum Beliau Wafat. Inilah lokasi rumah Nabi yang kini menjadi kompleks makam Nabi Muhammad SAW besrta dua orang sahabatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga hari sebelum Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia, beliau memberikan wejangan kepada umatnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan agar seseorang berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dikutip dari buku Bekal Haji karya Ustadz Firanda Andirja, Jabir bin Abdillah berkata,

Baca Juga

سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَبْلَ وَفَاتِهِ بِثَلَاثٍ، يَقُولُ: لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّأ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللّٰهِ الظَّنَّ

"Aku mendengar tiga hari sebelum wafat, Nabi berkata, 'Janganlah sekali-kali seorang kalian meninggal, kecuali ia dalam kondisi berbaik sangka kepada Allah" hadits riwayat Muslim.

Kemudian pada Ahad, sehari sebelum Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam wafat, beliau memerdekakan budak-budaknya, dan menginfakkan seluruh hartanya. Dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan, "Rasulullah berkata ketika sakit yang akhirnya beliau meninggal, "Wahai Aisyah, bagaimana kondisi emas?" (Dalam riwayat lain: Aisyah berkata هِىيَ عِنْدِي "Ada padaku emasnya").

Lalu Aisyah menghadirkan emas tersebut, sekitar lima keping hingga tujuh atau delapan atau sembilan keping. Maka, Nabi pun membolak-balikkan kepingan emas tersebut dengan tangannya dan beliau berkata, "Apa persangkaan Muhammad terhadap Allah Azza wa Jalla jika bertemu dengan Allah, sementara emas-emas ini masih ada padanya? Wahai Aisyah, sedekahkanlah emas ini!"

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement