Kamis 23 Jul 2020 18:19 WIB

Bupati: Tes Swab Massal Bukan untuk Membuat Cemas Warga

Akun media sosial Bupati Banyumas dibanjiri protes warga untuk menghentikan tes swab.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Reiny Dwinanda
Swab Test Covid-19. Pemkab Banyumas menjelaskan, swab test massal diperlukan demi melindungi warga.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Swab Test Covid-19. Pemkab Banyumas menjelaskan, swab test massal diperlukan demi melindungi warga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein, mengakui program tes swab massal yang dilaksanakan Pemkab Banyumas menimbulkan polemik di masyarakat. Terlebih, dari hasil tes tersebut diketahui cukup banyak warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

''Ada yang setuju, ada juga warga yang tidak setuju dan meminta Pemkab menghentikan program swab massal,'' jelas Bupati, Kamis (23/7).

Baca Juga

Kontroversi seperti ini, menurut Bupati, paling tidak banyak muncul dalam kolom komentar di Facebook dan Instagram miliknya. Mereka yang tidak setuju umumnya beralasan karena khawatir banyaknya temuan warga  yang terkonfirmasi Covid-19 akan menimbulkan kecemasan.

Bahkan sebagian lainnya, khawatir kondisi ini akan menyebabkan mata pencahariannya terganggu karena warga memilih berdiam di rumah. Terkait hal ini, Bupati menjelaskan, kebijakan melakukan tes swab massal dengan target 4.000 orang dari berbagai komunitas justru untuk melindungi warganya.

"Dengan test swab, kita bisa mengetahui secara lebih konkret peta penyebaran Covid-19 di Banyumas," jelasnya.

Bupati juga menyatakan, masyarakat tidak perlu cemas bila nantinya ditemukan cukup banyak warga yang terkonfirmasi positif. Masyarakat dinilai bisa tetap melakukan aktivitas seperti biasa, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Dengan adanya temuan kasus Covid-19, masyarakat kembali diingatkan bahwa wabah Covid-19 masih belum berakhir. Dengan demikian, masyarakat tidak sampai terlena hingga kemudian menganggap Covid-19 sudah tidak ada," jelasnya.

Bupati menyatakan, sejauh ini kebanyakan temuan kasus positif Covid-19, lebih didominasi kalangan yang tidak mengembangkan gejala penyakit infeksi virus corona. Meski begitu, mereka masih bisa menularkan virus yang menginfeksinya kepada orang lain.

"Yang menjadi masalah, orang yang tertular Covid 19 dari orang tanpa gejala (OTG) ini belum tentu akan jadi OTG juga,'' katanya.

Bupati mengingatkan, setiap orang tidak akan hidup sendiri. Di rumah, mungkin ada orang tua, istri, anak, atau anggota keluarga lainnya. Belum tentu, mereka yang di rumah ini memiliki daya tahan tubuh yang sama.

"Bisa saja, anggota keluarga lainnya ini memiliki daya tahan tubuh yang lemah, sehingga saat saat tertular Covid-19 efek sakitnya akan cukup berat," jelasnya.

Bupati menyatakan, dengan melakukan tes swab massal, mereka yang diketahui OTG, akan langsung mendapat perawatan khusus. Tempat perawatan mereka juga terisolasi, sehingga tidak akan menularkan penyakitnya pada yang lain.

"Nanti kalau sudah sembuh atau virusnya sudah tidak ada, bisa kembali ke keluarganya lagi," katanya.

Sejak awal Juli 2020 lalu, Pemkab Banyumas melakukan tes swab massal. Dari program yang masih berjalan tersebut, Pemkab mencatat ada sebanyak 57 warga Banyumas yang terkonfirmasi positif.

Ditambah dengan kasus Covid-19 yang ditemukan sebelumnya, maka total warga Banyumas yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 146 orang. Dari jumlah tersebut, pasien Covid-19 yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit ada sebanyak 46 orang, 95 orang dinyatakan sudah sembuh, dan lima orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement