Kamis 23 Jul 2020 18:46 WIB

Orang Lebih Banyak Terkena Covid-19 dari Anggota Keluarga

Studi di Korsel temukan satu dari 10 orang tertular Covid-19 dari anggota keluarga.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Orang lebih mungkin untuk terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari anggota keluarga mereka sendiri daripada dari kontak di luar rumah.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Orang lebih mungkin untuk terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari anggota keluarga mereka sendiri daripada dari kontak di luar rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Ahli epidemiologi Korea Selatan (Korsel) telah menemukan bahwa orang lebih mungkin untuk terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari anggota keluarga mereka sendiri daripada dari kontak di luar rumah. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC pada 16 Juli lalu melihat secara terperinci 5.706 pasien penyakit ini dalam kategori indeks dan 59 ribu yang melakukan kontak dengan mereka.

Temuan menunjukkan hanya dua dari 100 orang yang terpapar virus corona jenis baru dari kontak non-keluarga, sementara satu dari 10 orang tertular penyakit dari keluarga mereka sendiri. Menurut kelompok umur, tingkat infeksi dalam keluarga lebih tinggi saat kasus pertama yang dikonfirmasi adalah remaja atau orang berusia sekitar 60-an dan 70-an.

Baca Juga

“Mungkin karena kelompok usia ini lebih cenderung melakukan kontak dekat dengan anggota keluarga karena kelompok ini lebih membutuhkan perlindungan atau dukungan," Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dan salah satu penulis penelitian, dilansir Times Now News, Kamis (23/7).

Choe Young-june, asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Hallym yang ikut memimpin penelitian mengatakan anak-anak berusia sembilan tahun ke bawah paling tidak mungkin menjadi pasien indeks, meski ia mencatat bahwa ukuran sampel 29 adalah kecil dibandingkan dengan 1.695 orang berusia 20 hingga 29 tahun yang diamati.

Anak-anak yang positif Covid-19 juga lebih cenderung tidak menunjukkan gejala dibandingkan orang dewasa. Inilah yang membuatnya lebih sulit untuk mengidentifikasi kasus indeks dalam kelompok itu.

"Perbedaan dalam kelompok usia tidak memiliki signifikansi yang besar dalam hal tertular Covid-19. Anak-anak mungkin lebih kecil untuk menularkan virus, tetapi data kami tidak cukup untuk mengonfirmasi hipotesis ini," jelas Choe Young-june.

Data dalam penelitian terbaru ini dikumpulkan pada antara 20 Januari hingga 27 Maret. Itu adalah waktu ketika virus corona jenis baru menyebar secara eksponensial dan ketika infeksi harian di Korsel dan mencapai puncaknya.

Hingga Kamis (23/7) hari ini, negara itu mencatat 13.938 kasus COVID-19 dan 297 kematian. Sementara, jumlah orang yang dinyatakan sembuh dari penyakit adalah 12.758.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement