REPUBLIKA.CO.ID, SAMBOJA -- Setelah hampir empat bulan tutup sementara karena pandemi, Wisata Bekantan “Ekoriparian Sungai Hitam” di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara binaan Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field kembali resmi dibuka. Pembukaan ini ditandai dengan pemotongan pita peresmian Gapura Wisata Bekantan “Ekoriparian Sungai Hitam” oleh Sangasanga Legal and Relation Assistant Manager, Frans A. Hukom bersama Camat Samboja, Ahmad Nurkhalish dan tokoh masyarakat setempat.
Untuk mendukung dibukanya kembali kegiatan wisata bekantan ini, Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field juga menyerahkan bantuan pemenuhan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Yakni berupa tempat cuci tangan portable di lokasi wisata dan face shield bagi anggota kelompok sadar wisata Sungai Hitam.
Dalam acara yang berlangsung sederhana dan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19, Camat Samboja, Ahmad Nurkhalish sangat berterimakasih kepada Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field yang sudah mendukung berjalannya wisata bekantan di Kecamatan Samboja ini.
“Atas dukungan yang diberikan Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, Wisata Bekantan Ekoriparian Sungai Hitam meraih penghargaan Indonesia Green Awards 2020 untuk kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati. Ulun juga bangga sama Ketua POKDARWIS Aidil Amin karena menerima penghargaan Kalpataru 2020 dari Bupati Kutai Kartanegara,” ungkap Nurkhalish denga logat khas banjarnya.
Ahmad Nurkhalish sangat merasa bangga dengan masyarakat Kampung Lama khususnya anggota Kelompok Sadar Wisata Sungai Hitam Lestari karena banyak generasi muda telah berkolaborasi mengembangkan “Ekoriparian Sungai Hitam” binaan Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field.
Masih dalam rangkaian kegiatan, Aidil Amin sebagai Ketua POKDARWIS menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field karena telah mendukung kegiatan wisata bekantan di Kampung Lama, Kecamatan Samboja.
“Berkat binaan Pertamina EP, maka POKDARWIS Sungai Hitam Lestari dapat terus mengembangkan wisata bekantan ini, baik dari segi pelatihan-pelatihan, infrastruktur, sampai dengan bantuan tempat cuci tangan dan face shield. Semoga Pertamina EP bisa terus membina kami karena masih banyak ilmu yang ingin kami pelajari khususnya dalam pengelolaan pariwisata konservasi alam,” ucap Aidil Amin.
Selain peresmina gapura, Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field melalui Sangasanga Legal & Relation Assistant Manager, Frans A Hukom juga lakukan kegiatan penanaman mangrove disekitar Sungai Hitam.
“Pelestarian mangrove ini juga penting untuk ekosistem hutan mangrove dimana Bekantan mengkonsumsi buah mangrove. Avicennia lanata dan Avicennia marina, adalah jenis buah ini makanan bekantan. Ada pula dedaunan yang menjadi makanan bekantan, yaitu daun dari jenis Sonneratia alba,” terang Frans.
Lebih dari itu, Frans A Hukom juga menyerahkan bantuan berupa peralatan masak kepada POKDARWIS untuk digunakan dalam mengolah makanan dari buah mangrove. “Semoga nantinya produk olahan buah mangrove tersebut dapat menjadi oleh-oleh untuk wisatawan yang mengunjungi Ekoriparian Sungai Hitam nantinya,” kata Frans.
Seperti diketahui, monyet bekantan sebagai salah satwa endemic Kalimantan yang habitatnya dan ekosistemnya mulai berkurang, sehingga perlu sekali dilakukan konservasi mangrove dan bekantan. Wisata konservasi ini memiliki potensi yang sangat bagus karena wisatawan dapat melihat bekantan langsung dihabitat dan ekosisitemnya, Frans A. Hukom menjelaskan latarbelakang program CSR Binaan Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field.
Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field adalah lapangan penghasil minyak dan gas bumi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kertanegara, hingga bulan Juli 2020 berdasarkan Sistem Operasi Terpadu berhasil memproduksikan Minyak sebesar 5.650 bopd dan produksi gas sebesar 2,39 mscfd.