REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pendekatan rezim Islamis Iran terhadap Israel tidak didasarkan pada pendekatan analisis biaya manfaat (cost benefit analysis), yang umum dalam politik di Barat.
Sebaliknya, itu merupakan sikap apokaliptik, yang berakar pada bentuk anti-Semitisme postmodern, dan didefinisikan sebagai jihad pada orang Yahudi.
Dilansir dari laman Israel National News Kamis (23/7), jenis anti-Semitisme kontemporer ini dilakukan konglomerat global kaum Islamis, dan kiri yang menargetkan Israel sebagai rumah leluhur orang-orang Yahudi.
Gerakan boikot, divestasi dan sanksi atau boycott, divestment, and sanction (BDS) merupakan manifestasi paling mencolok, tetapi ikatan anti-Israel yang dimiliki kaum Islamis dan kaum kiri memiliki akar yang dalam.