Jumat 24 Jul 2020 04:21 WIB

Negara Bagian Jerman Larang Siswi Kenakan Cadar dan Burka

Larangan cadar tak berlaku bagi mahasiswi di kampus negara bagian Jerman itu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Negara Bagian Jerman Larang Siswi Kenakan Cadar dan Burka. Ilustrasi
Foto: AP/Dar Yasin
Negara Bagian Jerman Larang Siswi Kenakan Cadar dan Burka. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Baden-Württemberg yang merupakan negara bagian terbesar ketiga Jerman memutuskan pelarangan cadar dan burka bagi siswi di lembaga pendidikan. Langkah tersebut diambil di tengah tumbuhnya praktik agama yang dianggap ultra konservatif disana.

Dilansir di New York Post, Kamis (23/7), pejabat di Baden-Württemberg merujuk pada aturan larangan burka atau pakaian yang menutup seluruh tubuh Muslimah di sembilan negara Eropa. Burka dianggap pakaian yang merepresentasikan penindasan. Padahal aturan serupa di Hamburg dibatalkan setelah proses gugatan di pengadilan pada Maret lalu.

Baca Juga

Menteri-Presiden negara bagian Baden-Württemberg, Winfried Kretschmann menegaskan cadar tak punya tempat di masyarakat. Politikus Partai Hijau itu mengklaim sebenarnya hanya sedikit yang mengenakannya sehari-hari.

Walau demikian, aturan larangan cadar tak berlaku bagi mahasiswi di kampus setempat. Kretschmann menganggap mereka sudah dewasa hingga jika dilarang akan lebih sulit.

Langkah Kretschmann didukung politikus konservatif lain seperti Julia Klöckner. Para pejabat tinggi Jerman itu menyuarakan larangan burka dan cadar.

Berdasarkan jajak pendapat di Jerman tahun lalu, 54 persen responden setuju pelarangan burka. Namun partai Hijau Jerman memang mengalami konflik internal terkait pelarangan ini. Sebagian anggota partai Hijau menganggap setiap orang yang hidup di negara demokrasi bebas mengenakan simbol agamanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement