REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Pondok Modern Gontor Kampus II telah menerima hibah dari alumni berupa mesin polymerase chain reaction (PCR), beberapa waktu lalu. Alat yang bernilai Rp 3,2 miliar tersebut ditargetkan mulai beroperasi di pekan ini.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pondok Gontor, M Adib Fuadi Nuriz mengatakan, saat ini alat PCR masih dalam proses instalasi dan pelatihan. Untuk sementara, pihaknya juga tengah bekerja sama dalam hal operasional dengan RS Aisyiyah Ponorogo.
"Sambil menunggu RS Darussalam Gontor siap operasional," kata Adib kepada Republika, Kamis (23/7).
Adib tak menampik, Covid-19 telah menginfeksi 50 lebih santri di Kampus Gontor II. Namun dia memastikan para santri tersebut dalam keadaan baik. Kasus Covid-19 juga diyakini hanya terjadi di Pondok Modern Gontor Kampus II.
Untuk mencegah penyebaran, Gontor mengirim santri positif Covid-19 ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura, Surabaya. Dalam waktu dua sampai tiga hari, para santri biasanya sudah dinyatakan negatif dan sehat sehingga diizinkan pulang.
"Sebagai catatan, 49 santri sekarang sudah negatif. Tinggal beberapa lagi yang masih positif dan diisolasi di RSL Indrapura Surabaya," ungkapnya.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di daerahnya sudah mencapai 146 orang. Dari angka tersebut, klaster Gontor paling banyak menyumbang kasus. Tercatat 56 warga Gontor telah terpapar virus corona dengan angka kesembuhan 48 orang.
Dari 146 pasien positif Covid-19, empat di antaranya merupakan kasus terbaru, Kamis (23/7). "Empat kasus baru positif COVID19 semuanya berasal dari PP Gontor 2," kata Ipong saat dikonfirmasi Republika, Kamis (23/7).
Menurut Ipong, Pondok Modern Gontor Kampus II telah menyediakan gedung khusus untuk isolasi warga pondok yang terindikasi Covid-19. Sementara untuk warga pondok yang positif telah diisolasi di Surabaya. Pemindahan ruang isolasi ini bagian dari upaya untuk percepatan penanganan.