Jumat 24 Jul 2020 09:58 WIB

Polisi Israel Tangkap Puluhan Demonstran Anti-Netanyahu

Ribuan orang berdemo di kediaman Netanyahu pada Kamis (23/7) dan Jumat (24/7)

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Ribuan orang berdemo di kediaman Netanyahu pada Kamis (23/7) dan Jumat (24/7).
Foto: EPA
Ribuan orang berdemo di kediaman Netanyahu pada Kamis (23/7) dan Jumat (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menangkap puluhan demonstran anti-Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pasukan keamanan menggunakan water canon terhadap demonstran yang meminta Netanyahu mundur.

Ribuan orang menggelar unjuk rasa di kediaman Netanyahu pada Kamis (23/7) malam dan Jumat (24/7) pagi. Pengunjuk rasa marah dengan korupsi pemerintah, penanggulangan krisis virus corona, dan penyakit pemerintah lainnya. Pada Kamis malam ribuan orang menggelar demonstrasi di Paris Square.

Baca Juga

Polisi mengatakan sebanyak 55 orang ditahan atau ditangkap saat mereka mencoba mengosongkan tempat tersebut. Pada tengah malam petugas menyemprot pengunjuk rasa dengan air tekanan tinggi untuk mendorong massa mundur.

Pengunjuk rasa yang menggelar aksi dengan damai ikut ditembak water canon. Para aktivis mengatakan polisi membuat mereka tidak bisa bergerak ke mana-mana.

"Kami meninggalkan unjuk rasa dengan tenang, tanpa kekerasan, mereka memberitahu kami untuk tidak bubar di trotoar, atau di taman. Kami berjalan ke jalanan tapi tampaknya tidak cukup cepat bagi mereka, menembak kami dari belakang," kata salah seorang pengunjuk rasa Dekel pada the Times of Israel, Jumat (24/7).

Sejumlah pengunjuk rasa meringkuk di balik pohon atau mobil untuk berlindung. Demonstran lainnya terus berlari ke HeMekhes Square sambil ditembak water canon. Saat mencoba menghindari water canon sejumlah pengunjuk rasa masuk ke Independence Park.

Petugas berkuda mendorong mereka agar tetap berada di jalanan. Pengunjuk rasa yang bertahan di jalan basah kuyup oleh tembakan water canon sambil terus berjalan ke arah Agron Street.

"Saya tinggal di sini dan mereka tidak membiarkan saya masuk ke rumah saya," kata salah seorang demonstran Miel saat ditanya di mana rumahnya. Pada the Times of Israel, Miel yang berusia 23 tahun mengatakan ia juga mengikuti unjuk rasa-unjuk rasa sebelumnya tapi tidak pernah ditembaki water canon dengan sangat ekstensif seperti ini.

Lalu puluhan polisi berbaris menuju Independence Park, menarik pengunjuk rasa dan menahan mereka. Sebelum sisa kelompok demonstran terakhir yang ada membubarkan diri.

"Meskipun banyak peserta unjuk rasa sah membubarkan diri dengan kehendak sendiri, pengunjuk rasa menolak bubar setelah polisi beberapa kali mendeklarasikan demonstrasi berakhir. Polisi eminta demonstran pergi dengan kehendak mereka sendiri dan sehingga polisi menggunakan kekuatan untuk membubarkan mereka dan mengembalikan ketertiban," kata juru bicara kepolisian dalam pernyataannya.

Unjuk rasa anti-Netanyahu yang digelar di depan kediaman perdana menteri di Balfour Street, Yerusalem sudah rutin dilakukan. Demonstran menuntut Netanyahu mundur karena dakwaan korupsi terhadapnya.

Selama pandemi virus corona unjuk rasa menentang kebijakan ekonomi Netanyahu juga banyak digelar di Tel Aviv. Dalam unjuk rasa akhir-akhir kerap terjadi bentrokan antara demonstran dan polisi.

Polisi juga dikabarkan siap untuk menghadapi bentrokan-bentrokan berikutnya sementara demonstran menuduh polisi menggunakan kekuatan berlebihan. Situs Ynet menyebutkan polisi mengatakan jumlah pengunjuk rasa mencapai 4.000 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement