Jumat 24 Jul 2020 11:19 WIB

Ini Tanggapan Kementerian BUMN Soal Direksi Titipan

Isu tersebut menunjukkan seseorang tidak mengerti budaya korporasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Staf ahli menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Staf ahli menteri BUMN, Arya Sinulingga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai politikus PDIP Adian Napitupulu tidak memahami budaya yang ada pada korporasi. Hal ini terkait kritikan Adian bahwa proses penentuan direksi dan komisaris BUMN tidak jelas lantaran tidak dilakukan secara terbuka. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mempertanyakan pernyataan Adian yang menyebut bahwa 5.000 lebih komisaris di BUMN merupakan titipan. Itu disampaikannya lantaran tidak jelas asal muasal dan tidak pernah ada pembukaan lowongan kerja untuk direksi dan komisaris secara terbuka.

Baca Juga

"Ini menunjukkan Bung Adian tidak mengerti budaya korporasi dan lucu. Mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris atau diumumkan secara terbuka," ujar Arya di Jakarta, Jumat (24/7).

Arya menilai prosesi penentuan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan dunia tidak pernah dilakukan dengan pengumuman pembukaan lowongan kerja secara terbuka. Arya menilai akibat ketidakpahaman ini, Adian akhirnya menuduh bahwa banyak titipan komisaris di BUMN. Arya menjelaskan proses pencarian direksi dan komisaris tidak dilakukan dengan sembarang. 

"Semua ada prosesnya mencari oramg yang tepat, orang yang punya kemampuan, punya latar belakang di industri tersebut, punya rekam jejak, atau pengalaman di perusahaan sebelumnya," ucap Arya. 

Arya menilai seluruh perusahaan pun akan melakukan proses tersebut dalam mencari direksi dan komisaris. Termasuk untuk perusahaan besar dunia seperti Google hingga Alibaba.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement