REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China meminta kepada kedutaan Amerika Serikat (AS) untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu barat daya, China. Permintaan itu terjadi setelah Washington secara mendadak memerintahkan penutupan konsulat China di Houston.
"Kementerian Luar Negeri China memberi tahu Kedutaan Besar AS di China mengenai keputusannya untuk menarik kembali izin pendirian dan pengoperasian Konsulat Jenderal AS di Chengdu," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan, Jumat (24/7).
"Kementerian juga membuat persyaratan khusus untuk penghentian semua operasi dan acara oleh Konsulat Jenderal," ujarnya menambahkan.
Pernyataan kementerian dikutip laman Aljazirah menambahkan bahwa penutupan konsulat Chengdu adalah tanggapan yang sah dan perlu terhadap tindakan tidak masuk akal oleh AS. Pemerintah AS pada Selasa (21/7) waktu setempat memberi Beijing 72 jam untuk menutup misinya di kota Houston, Texas, dengan tuduhan pencurian kekayaan intelektual.
Itu merupakan suatu langkah yang menandai peningkatan dramatis ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, pada Kamis kemarin menggambarkan tuduhan AS memata-matai adalah "fitnah jahat". Menurutnya, Beijing harus membuat tanggapan yang diperlukan dan menjaga hak-haknya yang sah.
Departemen Luar Negeri AS dan kedutaan AS di Beijing belum berkomentar atas permintaan penutupan konsulatnya di kota Chengdu.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk tajam tahun ini karena berbagai masalah, mulai dari perdagangan dan teknologi hingga virus korona. Masalah terbaru muncul dari klaim teritorial China di Laut China Selatan dan tindakan penerapan Undang-Undang Keamanan Baru terhadap Hong Kong.
Dalam pidato utama pada Kamis (23/7), Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan Washington dan sekutu-sekutunya harus menggunakan cara yang lebih kreatif dan tegas untuk menekan Partai Komunis China. Cara tersebut diharapkan akan bisa mengubah cara Beijing dalam bertindak.