Jumat 24 Jul 2020 13:24 WIB

Diduga Ada Peninggalan Sejarah, Kampung Akuarium Diekskavasi

Warga korban gusuran, bisa kembali ke Kampung Akuarium setelah ditata.

Rep: Muhammad Ubaidillah/ Red: Bilal Ramadhan
Alat berat dan warga sedang melakukan proses ekskavasi di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Jumat (24/7). Ekskavasi ini dilakukan karena diduga terdapat laboratorium kelautan peninggalan Belanda di dalamnya.
Foto: Muhammad Ubaidillah
Alat berat dan warga sedang melakukan proses ekskavasi di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Jumat (24/7). Ekskavasi ini dilakukan karena diduga terdapat laboratorium kelautan peninggalan Belanda di dalamnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses ekskavasi diduga cagar budaya di Kampung Akuarium tengah dilakukan. Proses ekskavasi melibatkan warga Kampung Akuarium dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan telah berlangsung sejak, Jumat (16/7) lalu.

Ekskavasi atau penggalian benda purbakala ini merupakan rangkaian proses penataan Kampung Akuarium. Salah satu peneliti yang tergabung dalam TACB Penataan Kampung Akuarium, Cadrian menjelaskan di daerah Kampung Akuarium diduga terdapat benda cagar budaya bersejarah.

Bentuk cagar budaya tersebut berupa Bangunan Laboratorium Kelautan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda. Cadrian melanjutkan nantinya jika hasil penggalian berupa hal yang penting maka akan dilakukan pengangkatan.

Kemungkinan lain, jika tidak bisa diangkat maka akan diberi kaca sehingga terlindungi namun masih dapat disaksikan. Namun bisa juga hanya diteliti dan diambil datanya sebelum nantinya ditimbun kembali.

"Kemungkinannya banyak, kita lihat nanti hasilnya bagaimana. Apakah diangkat, ditutup kaca, atau diteliti saja terus ditutup (dengan tanah) lagi," ujar Cadrian, Jumat (24/7).

Warga Kampung Akuarium Tedi mengatakan ia bersama warga yang lain mengikuti aturan Pemerintah dalam proses penataan Kampung Akuarium. Sehingga adanya tahapan proses ekskavasi sebelum penataan dilakukan pun tidak menjadi masalah. Bahkan warga ikut membantu proses ekskavasi.

"Kita yang bagian gali, kalau meneliti itu urusan mereka (TACB)," kata Tedi.

Kampung Akuarium pernah mengalami penggusuran pada 2016 lalu. Adanya ekskavasi yang merupakan proses penataan Kampung Akuarium ini diharapkan dapat memperlancar proses ke depannya. Bahkan warga sendiri siap mengelola Kampung Akuarium sebagai kawasan wisata sejarah.

"Intinya kita itu setuju ikut semua proses Pemerintah. Asal jangan digusur terus dipindah enggak ada solusinya. Kita duduk bareng musyawarah bagaimana solusinya, Negara ini kan dibangun atas musyawarah," kata Tedi saat ditemui di sela-sela proses ekskavasi.

Ketua RT 12 RW 04 Kampung Akuarium Topas mengatakan warganya sekitar 120 KK, namun jika nanti penataan Kampung Akuarium selesai maka jumlah KK bisa mencapai 240 KK. Ini dikarenakan warga korban gusur boleh balik lagi. Namun hal ini bersifat fleksibel, boleh diambil boleh tidak.

"Jika di tempat baru sudah hidup lebih baik atau lebih berhasil dan tidak ingin kembali itu enggak apa-apa, namanya pilihan. Tapi kalo ingin kembali lagi, kita sambut dengan baik," ujarnya.

Kampung Akuarium terletak di dekat Museum Bahari Jakarta Utara. Pada 2016 Kampung Akuarium mengalami penggusuran, setelah banyak melakukan dialog dengan Pemerintah Provinsi DKI, Kampung Akuarium akan ditata dan dikembangkan menjadi kampung wisata sejarah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement