REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ketika Yunus Genc bisa kembali beribadah pertama kali di Hagia Sophia pada Jumat (24/7), akan menjadi puncak kemenangan dari upaya selama puluhan tahun. Dia bersama rekan-rekannya telah berupaya agar bangunan tersebut kembali menjadi masjid.
"Kami berjuang untuk ini selama bertahun-tahun," kata Genc di depan masjid dengan kubah abu-abu besar dan dinding-dinding berwarna merah tua.Genc merupakan anggota Anatolian Youth Association (AGD) yang mengadakan protes dan mengorganisir solat di luar bangunan berusia 1.500 tahun. Sementara kelompok lainnya melakukan serangkaian pengajuan hukum yang selalu gagal sampai Pengadilan Tinggi Turki bulan lalu akhirnya memutuskan mendukung mereka, membatalkan status Hagia Sophia sebagai museum.
Presiden Tayyip Erdogan segera mendeklarasikan bangunan yang dibangun sebagai katedral Bizantium Kristen menjadi masjid sekali lagi, dengan pelaksanaan sholat pertama pada Jumat.
"Hagia Sophia adalah simbol dan kami, seperti semua Muslim, menginginkannya dibuka sebagai masjid ... Ketika Sultan Mehmet sang Penakluk datang ke Istanbul dia membeli Hagia Sophia dengan uangnya sendiri sebagai simbol penaklukan, memberkahinya, dan menginginkannya menjadi masjid," ujar Genc.
Kelompok AGD adalah cabang dari sebuah gerakan yang didirikan oleh Perdana Menteri Islam pertama Turki, Necmettin Erbakan. Partai politiknya merupakan cikal bakal Partai AK yang telah memerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan selama 17 tahun. Pada waktu itu Erdogan telah membentuk kembali republik modern Turki, yang didirikan hampir seabad yang lalu oleh Mustafa Kemal Ataturk, seorang sekularis.
Pada awal bulan ini, Erdogan menyatakan, perubahan status Hagia Sophia adalah tanda menuju mencapai kebebasan untuk masjid al-Aqsa di Yerusalem. Dia pun dikenal telah mendukung kampanye untuk mengkonversi Hagia Sophia sebelum pemilihan lokal tahun lalu.
"Keputusan untuk mengubah museum Hagia Sophia menjadi masjid didasarkan pada permintaan lama oleh sebagian besar rakyat Turki. Kami percaya lebih masuk akal untuk menggunakannya ... sebagai rumah ibadah," kata juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin.