REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Presiden La Liga, Javier Tebas sedang mempertimbangkan mengundurkan diri dari jabatannya menyusul tudingan keterlibatan ia di dalam klub Fuenlabrada. Tebas sebelumnya memutuskan menunda pertandingan Deportivo La Coruna Vs Fuenlabrada karena 12 pemain Fuenlabdrada dinyatakan positif corona.
Laporan di Cedena Cope, dilansir dari Football Espana, Jumat (24/7) menyebut alasan ingin mengundurkan diri Tebas karena putranya bekerja di Fluenbrada.
Keinginan Tebas tersebut untuk menghindari konflik kepentingan. Pasalnya, Tebas dilarang membuat keputusan apapun terkait Fluenbrada oleh Badan Kepatuhan La Liga.
Tebas terpilih sebagai presiden La Liga pada 2013. Sejak menjabat, dia lekat dengan kontroversi dan jarang menarik pernyataannya yang kontroversi tersebut. Pada 2018, Tebas pernah ingin mengadakan satu pertandingan La Liga di Amerika Serikat.
Niat ini mengundang reaksi keras dari Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol saat itu, Luis Rubiales. Rubiales kesal karena Tebas tak mengajak bicara federasi mengenai rencana tersebut. Tebas juga berseteru dengan federasi dalam beberapa hal.
Tebas juga ikut menyinggung model bisnis yang dijalankan oleh Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG). Gelontoran uang yang dikeluarkan kedua klub untuk membeli pemain dinilai merusak sepakbola secara umum dan kepada klub papan atas Spanyol.
Komentar Tebas itu membuat perang kata-kata dengan pelatih Manchester City, Josep Guardiola usai Pengadilan Arbiterase Olahraga (CAS) Internasional membatalkan hukuman larangan dua musim tampil di kompetisi Eropa oleh UEFA. Sebelumnya, UEFA dinilai melanggar peraturan Financial Fair Play (FFP) dan tudingan menghalangi penyelidikan.