REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pesawat komersial Iran secara mendadak menurunkan ketinggian untuk menghindari tabrakan dengan jet tempur milik Amerika Serikat (AS) pada Kamis (23/7). Akibatnya, beberapa penumpang maskapai penerbangan Iran, Mahan Air, mengalami luka-luka.
Mahan Air sedang dalam penerbangan dari Teheran ke Beirut ketika pilot melakukan manuver keselamatan dengan menurunkan ketinggian. Kantor berita resmi Iran, IRIB, mengutip seorang penumpang yang menggambarkan bahwa kepalanya membentur atap pesawat ketika pilot melakukan manuver. Selain itu, dalam sebuah rekaman video tampak seorang penumpang lansia yang tertelungkup di lantai.
Kantor berita Fars melaporkan pesawat tiba kembali di Teheran pada Jumat (24/7) dini hari. Semua penumpang diturunkan dari pesawat untuk mendapatkan perawatan medis. Beberapa penumpang mengalami luka ringan.
Komando Pusat militer AS yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah itu mengatakan pesawat jet tempur F-15 sedang melakukan inspeksi visual terhadap pesawat Iran ketika melintas di dekat garnisun Tanf di Suriah. Juru bicara senior Komando Pusat Bill Urban mengatakan F-15 melakukan inspeksi visual standar terhadap pesawat Mahan Air pada jarak aman yakni 1000 meter atau 3.280 kaki dari pesawat.
"Inspeksi visual terjadi untuk memastikan keselamatan personel koalisi di garnisun At Tanf. Setelah pilot F-15 mengidentifikasi pesawat sebagai pesawat penumpang Mahan Air, F-15 dengan aman membuka jarak dari pesawat," ujar Urban.
Pilot pesawat penumpang menghubungi pilot jet untuk memperingatkan mereka agar menjaga jarak yang aman. Pilot jet mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Amerika.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan hukum dan politik jika diperlukan. Israel dan AS telah lama menuduh Mahan Air mengangkut senjata untuk kelompok bersenjata yang terkait Iran di Suriah dan di tempat lain.