Jumat 24 Jul 2020 16:03 WIB

Sumbang Handphone Hp Bekas untuk Siswa Belajar Online 

Siswa kesulitan belajar online karena tidak punya handphone. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Startup Kangasoi yang bergerak di bisnis pengambilan dan pengolahan sampah melakukan gerakan sumbang ponsel bekas untuk para siswa yang kesulitan belajar online.
Foto: dok. Kangasoi
Startup Kangasoi yang bergerak di bisnis pengambilan dan pengolahan sampah melakukan gerakan sumbang ponsel bekas untuk para siswa yang kesulitan belajar online.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejak pandemi covid-19 terjadi, kegiatan belajar mengajar di sekolah dialihkan ke rumah dengan memanfaatkan teknologi atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring, online. Namun, kendala yang dihadapi tidak semua siswa memiliki perangkat seperti handphone.

Enam orang alumni ITB dan Telkom University yang tergabung di Kangasoi, startup bisnis pengangkutan dan pengolahan sampah non B3 membuat program sosial sumbang handphone untuk siswa-siswa yang kesulitan belajar online karena tidak punya handphone. Gerakan tersebut sudah berjalan sejak Selasa (21/7) kemarin.

"Di Indonesia masih banyak aja yang kesulitan mengakses daring ini. Banyak cerita seperti harus nyari sinyal ke gunung atau satu keluarga hanya punya satu handphone yang layak," ujar Safira Pramesty, salah satu tim Kangasoi yang berdiri sejak 2019 saat dihubungi, Jumat (24/7).

Pihaknya pun berinisiatif untuk menggalang sumbangan handphone untuk anak-anak yang terkendala karena tak memiliki perangkat handphone. Saat diperjalanan, menurutnya, pihaknya bertemu dengan gerakan lainnya yang fokus membantu anak-anak mengakses pendidikan.

"Mereka, Nuklea Movement memberikan handphone dan kuota internet perbulan kepada anak-anak asuh. Akhirnya, kami bekerja sama dengan Nuklea untuk penyalurannya (handphone)," katanya.

Berdasarkan catatan Kangasoi dan Nuklea Movement,  lebih dari 10 orang anak-anak yang membutuhkan perangkat tersebut. Sejak penggalangan sumbangan handphone dibuka, menurutnya, masyarakat merespon dengan positif.

"Handphone bekas yang (disumbangkan) masuk di pendataan 10 lebih yang baru datang dua unit," katanya. Sumbangan tersebut Safira mengatakan datang dari masyarakat di Bandung Raya maupun dari Bogor.

Menurutnya, pihaknya terlebih dulu akan memeriksa handphone tersebut dan jika layak, maka akan diberikan kepada siswa-siswa yang memerlukan. Katanya, pengawasan yang dilakukan yaitu menghubungkan pemberi handphone bekas dengan anak tersebut agar lebih dekat dan pemberi sumbangan mengetahui barang disalurkan kepada siapa.

"Penyebaran kami target Bandung Raya, soalnya adik-adik (asuh) Nuklea Movement di Bandung Raya," ungkapnya. Safira menambahkan, sejak 2019 berdiri Kangasoi sudah mengolah sampah-sampah tersebut diantaranya membuat produk olahan sabun dari minyak jelantah.

Selain itu membuat karton dari kertas bekas dan membuat pupuk organik. Bahkan katanya pada saat pandemi pihaknya membagi-bagikan sabun kepada para pemulung. "Kita menampung dulu (sumbangan handphone) sampai dua pekan ke depan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement