Jumat 24 Jul 2020 16:39 WIB

Wamen BUMN Uji Coba Teknologi Farming 4.0 di Jabar

Ini akan mengarah pada pengembangan sistem pengelolaan pertanian modern

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
(Foto: ilustrasi pertanian)
Foto: Pxhere
(Foto: ilustrasi pertanian)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin meninjau Pilot Project Food Estate 1.000 hektare yang dikembangkan oleh BUMN Klaster Pangan di Sukamandi, Subang Jawa Barat (Jabar).

Pengembangan Food Estate itu melibatkan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Pupuk Kujang tersebut bertujuan untuk memacu pertumbuhan produksi beras nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Juga

Budi Gunadi sekaligus melakukan tanam padi, mencoba teknologi Future Farming 4.0 milik RNI serta meninjau Breeding Center, Gen Bank (Bank Benih), dan Pabrik Integrated Rice Seed Prosessing Plant (IRSPP) milik Sang Hyang Seri. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Pabrik Pakan Ikan dan Udang milik Perum Perikanan Indonesia (Perindo).

Turut hadir dalam kunjungan tersebut Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Imam Paryanto, Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo, Direktur Utama Sang Hyang Seri Karyawan Gunarso, Direktur Utama Pertani Maryono, Direktur Utama Perindo  Fatah Setiawan Topobroto, dan Direktur Utama Pupuk Kujang Rita Widayati.

Menurut Karyawan Gunarso, pengembangan Food Estate Sukamandi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut, selain itu juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui program Corporate Farming yang terintegrasi dari hulu (produksi) hingga hilir (pemasaran).

Diharapkan, dengan adanya pendampingan serta dukungan BUMN Klaster Pangan di dalam program ini, tingkat produktivitas di lahan tersebut dapat mencapai target peningkatan 70 persen dari yang semula 5 ton per hektare menjadi 8,5 ton per hektare, sehingga dari luas 1.000 hektare dapat diperoleh 8.500 ton gabah kering panen (GKP).

Lebih lanjut, Karyawan mengatakan, dalam skema bisnis Corporate Farming tersebut BUMN yang terlibat menjalankan peran sesuai dengan core bisnisnya masing-masing. Sang Hyang Seri berperan sebagai penyedia lahan, benih, serta inisiator kerjasama dengan petani.

“Di sisi produksi, Sang Hyang Seri bekerja sama dengan Pupuk Kujang yang berperan dalam analisa tanah, penyediaan pupuk organik, obat pertanian, serta prasarana penunjang pertanian lainnya,” ujar Karyawan.

Sementara itu di sisi manufaktur, PT Pertani mengambil peran sebagai penyedia fasilitas pengolahan modern dari mulai drying, cleaning, hingga packaging. Pertani juga berperan sebagai off taker yang akan menjamin penyerapan gabah yang dihasilkan petani. Adapun, distribusi dan pemasaran produk pertanian dilakukan oleh RNI. Selain itu, RNI juga memberikan dukungan analisis serta pemetaan lahan melalui teknologi Future Farming 4.0.

“Kolaborasi antara BUMN Klaster Pangan ini akan mengarah pada pengembangan sistem pengelolaan pertanian modern yang mengedepankan efektifitas, efisiensi serta penggunaan material organik atau ramah lingkungan,” ungkap Karyawan.

Menurut Karyawan, strategi pengembangan Food Estate Sukamandi ini meliputi upaya intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian. Sang Hyang Seri sendiri sudah menerapkan diversifikasi melalui pemanfaatan lahan di sekitar sawah untuk budidaya tanaman kebun seperti cabai.

“Diharapkan pola Corporate Farming yang diterapkan di Sukamandi dapat menjadi contoh bagi sistem pengelolaan pertanian di kawasan lain, sehingga tujuan Pemerintah mencetak lebih banyak lumbung pangan dapat tercapai,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement