Jumat 24 Jul 2020 17:42 WIB

Purnomo Positif Covid-19, Istana Batasi Jumlah Tamu Jokowi

Wawali Solo Achmad Purnomo sempat bertemu Jokowi sebelum dinyatakan positif Covid.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Kepala Staff Presiden Moeldoko (kanan) berpidato di sela pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak Covid-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Istana kini membatasi jumlah tamu Jokowi setelah Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Kepala Staff Presiden Moeldoko (kanan) berpidato di sela pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak Covid-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Istana kini membatasi jumlah tamu Jokowi setelah Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Istana Kepresidenan akan membatasi jumlah tamu yang melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dilakukan setelah Wakil Wali Kota Kota Solo Achmad Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19. Purnomo dinyatakan positif setelah sempat menjalani jadwal bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis (16/7) lalu.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan, pembatasan jumlah tamu dilakukan demi memperlebar jarak antarindividu yang melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Jokowi. Heru memberi contoh, hari ini presiden mengundang 30 pedagang kecil untuk hadir di Istana Bogor menerima bantuan modal kerja. Nantinya, jumlah pedagang yang diundang dalam setiap sesi bisa saja dikurangi menjadi 20 orang.

Baca Juga

"Tidak mengurangi intensitas kerja beliau, tetapi mungkin jumlah orang yang akan kami kurangi. Dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi," jelas Heru dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (24/7).

Kendati begitu, Heru memastikan bahwa protokol kesehatan yang diterapkan di lingkungan Istana Kepresidenan baik di Jakarta atau Bogor sudah sangat ketat. Misalnya, setiap tamu yang masuk ke dalam lingkungan istana harus menjalani rapid test, menggunakan masker, dan menerapkan jaga jarak. Di dalam istana pun, letak meja dan kursi sudah diberi jarak.

"Bapak presiden dan perangkat, kami semua di sini yang melayani presiden selalu melakukan test kesehatan secara rutin. Khusus presiden dilakukan rutin, dan hari ini secara kebetulan jadwal bapak presiden melakukan test kesehatan dan mungkin termasuk swab," katanya.

Heru menyebutkan, Presiden Jokowi sendiri secara rutin menjalani tes kesehatan rutin sekali setiap pekan. Sementara, seluruh perangkat yang setiap hari melayani presiden pun juga menjalani test swab secara rutin.

"Contohnya, saya dengan Pak Deputi dan perangkat tentunya dengan Mensesneg yang selalu setiap hari bertemu Bapak Presiden, kami selalu rapid setiap hari. Saya terakhir swab itu kemarin. dan alhamdulillah hasilnya negatif," katanya.

Selain itu, seluruh tim yang secara intensif berada di sekeliling presiden sehari-hari pun dilakukan pergantian setiap dua bulan sekali. Tim ini termasuk yang bertugas melayani sehari-hari, memasak, hingga pasukan pengamanan presiden (paspampres).

"Misalnya, besok ada jadwal pergantian dua bulan, berarti malam ini yang baru sudah kami lakukan swab. Masuk, dan dia bekerja tidak boleh berinteraksi dengan yang lainnya sampai dengan 2 bulan berikutnya," jelas Heru. 

Achmad Purnomo telah terkonfimasi positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Purnomo saat ini menjalani isolasi mandiri di rumahnya, karena termasuk pasien tanpa gejala.

Kabar Purnomo positif Covid-19 tersebut dibenarkan oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Wali Kota menyatakan, hasil uji usap (swab) secara polymerase chain reaction (PCR) yang pertama hasilnya masih antara positif dan negatif atau abu-abu.

"Swab yang kedua hasilnya positif," ucap Rudyatmo saat dihubungi wartawan, Jumat (24/7).

photo
Tiga kekalahan jokowi atas gugatan rakyat - (Data Republika)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur ayat 31)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement