Jumat 24 Jul 2020 18:10 WIB

163 Kasus DB di Purbalingga, 5 Meninggal

Kasus kematian yang disebabkan penyakit DBD, masih sering terjadi. 

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis.
Foto: Antara/Syifa Yulinas
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Purbalingga, diperkirakan akan mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Hingga Juli 2020 ini, hanya tercatat 163 kasus DBD.

"Dibanding tahun 2019, kemungkinan jumlah kasusnya akan lebih sedikit. Pada tahun 2019, total jumlah warga yang terjangkit penyakit ini mencapai 508 orang," kata Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono, Jumat (24/7).

Meski demikian, dia mengingatkan, agar warga tetap melakukan upaya pencegahan dari kemungkinan terjangkit penyakit ini. Hal ini mengingat kasus kematian yang disebabkan penyakit DBD, masih sering terjadi. 

"Seperti sepajang tahun 2020 ini, dari 163 warga yang terjangkit DBD, ada sebanyak 5 orang yang meninggal dunia," katanya.

Dia menyebutkan, langkah pencegahan yang bisa dilakukan warga adalah dengan menggalakkan kembali kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). "Meski saat ini wabah Covid 19 belum berakhir, saya minta warga tetap menggerakkan PSN. Caranya, dengan menjaga kebersihan di lingkungan rumah sendiri," katanya.

Drg Hanung menyebutkan, meski saat ini sudah berlangsung musim kemarau, namun hujan kadang masih turun dengan intensitas tidak terlalu lebat. Hal ini justru menyebabkan genangan air yang ada di barang-barang cekungan, menjadi media yang baik untuk perkembangan biakan nyamuk.

"Kuncinya, jaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai ada barang-barang atau sampah yang bisa menampung air," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement