Sabtu 25 Jul 2020 01:17 WIB

Sekjen PBB Minta Dunia Gunakan Energi Bersih

Sekjen PBB minta dunia untuk menggunakan energi bersih dalam pemulihan ekonomi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sekjen PBB Antonio Guterres minta dunia untuk menggunakan energi bersih dalam pemulihan ekonomi. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres minta dunia untuk menggunakan energi bersih dalam pemulihan ekonomi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyerukan negara-negara di dunia untuk menggunakan energi bersih dalam pemulihan ekonomi pascawabah Covid-19, dengan tidak lagi berinvestasi pada energi batu bara.

"Kita harus berhenti menghabiskan uang untuk subsidi bahan bakar fosil dan pendanaan industri batu bara," kata Guterres,seperti dikutip dari pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi Global PBB, Jumat.

Baca Juga

Guterres menyatakan hal tersebut dalam pidato secara virtual di hadapan mahasiswa Universitas Tsinghua, China, Kamis (23/7). Ia memusatkan perhatian pada upaya melawan perubahan iklim dalam rencana pemulihan ekonomi setelah pandemi berakhir.

"Tidak ada yang namanya energi batu bara bersih dan batu bara seharusnya tidak punya tempat dalam rencana pemulihan rasional mana pun," ujar dia menegaskan.

Menurut Guterres, fakta bahwa masih banyak investasi negara-negara pada pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini adalah suatu hal yang mengkhawatirkan. Pendapatnya itu mengacu pada penggunaan energi terbarukan yang masih kurang banyak dipilih, sekalipun "menawarkan lapangan kerja tiga kali lebih banyak dan saat ini lebih murah daripada batu bara di sebagian besar negara".

Bersama dengan poin yang menyoal penggunaan energi bersih, Guterres menyebutkan sejumlah aspek lain, termasuk kebutuhan akan lapangan kerja ramah lingkungan dan pertumbuhan berkelanjutan.

Kemudian, juga perlunya pertimbangan terhadap risiko iklim dalam semua pengambilan keputusan, khususnya keputusan keuangan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan sosial.

"Kami meminta para investor untuk menuntut agar perusahaan mengungkapkan rencana transisi demi mencapai emisi nol bersih. Persamaannya harus sederhana, yakni ketiadaan rencana akan menghasilkan ketiadaan investasi," ujar Guterres.

"Seperti Covid-19, perubahan iklim tidak mengenal batas," kata Guterres.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement