REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo II (Persero) masih mengkaji perpanjangan pemberian insentif kepada para operator pelayaran di masa pandemi Covid-19. Insnetif tersebut berupa relaksasi penumpukan barang di pelabuhan.
“Beberapa hal seperti penumpukan barang sudah kita berikan, kalau enggak salah sampai 31 Juli ini. Apakah mau diperpanjangbeberapa bulan ke depan, kita harus kompak dengan Pelindo I,II,III dan IV masih kita kajidan komunikasikan,” kata Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono dalam diskusi virtual yang bertajuk “Diterpa Badai Covid, Mampukah Industri Pelabuhan Bertahan?” di Jakarta, Jumat (24/7).
Pasalnya, Arif mengatakan pemberian insentif tersebut mempengaruhi arus pendapatan perusahaan, meskipun saat ini ia menyadari bahwa hal itu merupakan bentuk dukungan sesama operator. “Mengganggu pendapatankarena biaya tidak berubah dan berkurang, akan memberikan dampak kurang baik, meskipun pada saat ini semua operator harus saling dukung,” katanya.
Pelindo I, II, III dan IV sepakat memberikan insentif penumpukan barang di pelabuhan sebagaimana instruksi Kementerian Perhubungan karena di masa pandemi ini banyak operator pelayaran atau pemilik kapal yang tidak mengoperasikan kapalnya mengingat permintaan berkurang.
Arif memprediksi pandemi Covid-19 ini setidaknya paling cepat akan berakhir pada Desember 2020.
Kondisi tersebut juga berpengaruh pada meningkatnya utilisasi gudang di mana untuk penyimpanan makanan dan suplai obat meningkat 34 persen, barang-barang konsumsi naik 28 persen, curah cair naik 21 persen dan curah kering 16 persen.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pelayaran Niaga (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan akan mengajukan perpanjangan untuk insentifpenumpukan barang apabila pandemi ini tak kunjung berakhir.
“Saya harus berterima kasih operator pelabuhan memberikan relaksasai, tetapi juga kalau ini menjadi lama tentunya akan meminta kembali kepada pelabuhan lebih panjang lagi kita akan minta pastinya,” kata Carmelita.