Jumat 24 Jul 2020 21:54 WIB

Tes CRP Ungkap Pasien Covid-19 yang Bisa Diterapi Steroid

Tes darah bantu identifikasi pasien Covid-19 yang bisa diterapi steroid.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Tes darah. Ilustrasi. Tes darah CRP dapat mengidentifikasi pasien Covid-19 mana yang bisa mendapatkan terapi steroid.
Foto: Sciencealert
Tes darah. Ilustrasi. Tes darah CRP dapat mengidentifikasi pasien Covid-19 mana yang bisa mendapatkan terapi steroid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tes C-Reaktif Protein (CRP) merupakan tes darah yang cukup umum dilakukan. Tes darah ini ternyata juga dapat membantu mengenali pasien Covid-19 mana yang bisa atau tak bisa mendapatkan terapi steroid.

"Kami menemukan bahwa sebuah tes darah yang umum dapat mengidentifikasi kandidat terbaik untuk mendapatkan terapi steroid," ungkap wakil ketua tim peneliti Dr Marla Keller dari Albert Einstein College of Medicine dan Montefiore Health System, seperti dilansir Fox News.

Baca Juga

Studi ini melibatkan hampir 3.000 pasien Covid-19 yang dirawat di Montefiore, New York, AS. Hampir seluruh pasien menjalani tes darah untuk mengukur jumlah inflamasi di dalam tubuh mereka dengan cara mengukur kadar CRP mereka.

CRP diproduksi oleh tubuh sebagai respon terhadap inflamasi. Semakin tinggi angka yang didapat dari tes CRP menunjukkan semakin banyak pula inflamasi yang terjadi dalam tubuh pasien. Dalam studi disebutkan bahwa kadar normal CRP adalah di bawah 0,8 miligram per desiliter darah.

Sebanyak 140 pasien juga menerima steroid dalam waktu 48 jam setelah masuk ke rumah sakit. Steroid diberikan dalam bentuk prednisone, dexamethasone, dan methylprednisone.

Hasil studi menemukan bahwa pemberian steroid pada pasien dengan kadar CRP tinggi, yaitu di atas 20, dapat memberikan manfaat. Pemberian steroid pada kelompok ini berkaitan dengan penurunan risiko membutuhkan ventilator atau kematian sebesar 75 persen.

Sebaliknya, pemberian steroid tampak membawa dampak buruk bagi pasien Covid-19 dengan kadar CRP rendah, yaitu di bawah 10. Pemberian steroid pada kelompok ini berkaitan dengan peningkatan risiko untuk membutuhkan ventilator atau kematian hingga hampir 200 persen.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa terapi steroid harus dikhususkan untuk orang-orang dengan inflamasi tinggi, yang ditandai dengan peningkatan kadar CRP," jelas Southern.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa penggunaan terapi steroid dapat membawa manfaat selama diberikan kepada pasien Covid-19 yang tepat. Selain itu, tes darah CRP dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien Covid-19 yang mungkin mendapatkan manfaat atau perburukan kondisi dari pemberian steroid.

Hasil studi terbaru dari Albert Einstein College of Medicine dan Montefiore Health System ini telah dipublikasikan di Journal of Hospital Medicine.

Studi sebelumnya yang bernama RECOVERY trial juga menemukan bahwa penggunaan obat steroid dexamethasone bisa menurunkan hingga sepertiga kasus kematian pada pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator. Penggunaan dexamethasone juga dapat menurunkan hingga seperlima kematian pada pasien yang membutuhkan suplementasi oksigen.

Studi RECOVERY trial juga menunjukkan bahwa penggunaan steroid dapat membahayakan pasien yang tidak membutuhkan tambahan oksigen untuk bernapas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement