REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Balai Karantina Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, melepas ekspor senilai Rp 432 miliar dengan 100 jenis komoditas ke puluhan negara sebagai upaya percepatan pemulihan perekonomian.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jumat (24/7), mengatakan dari jumlah itu sebanyak Rp 330 miliar di antaranya merupakan ekspor hasil perkebunan.
"Sisanya merupakan komoditas hasil ketahanan pangan hortikultura," katanya di sela pelepasan komoditas ekspor di kantor Balai Karantina Surabaya di Sidoarjo, Jatim (24/7).
Ia mengemukakan pihaknya mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pemangku kepentingan dan juga mitra kerja serta seluruh unsur atas pelepasan ekspor ini. "Sesuai dengan data BPS ekspor pertanian sampai dengan Juni mengalami peningkatan 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya.
Dari data yang ada, komoditas yang diekspor itu di antaranya adalah L-Lysine Sulphate sejumlah 232 ton, senilai Rp 2,47 miliar, shuttlecocks sejumlah 0,6 ton, senilai Rp 323 juta.
Kemudian juga ada sarang burung walet seberat 625 kilogram dengan nilai Rp 3,1 miliar, bakso seberat 700 kilogram senilai Rp 70 juta, pakan ternak seberat 90 ton senilai Rp 258 juta, Premix 596 ton senilai Rp 2,53 miliar.
Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor itu adalah Finlandia, Swedia, Denmark, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan (Korsel), Israel, Thailand, Hong Kong, Angola, Nigeria, Trinidad & Tobago, Haiti, China, Timor Timur, Peru, Bangladesh, dan Latvia.