Sabtu 25 Jul 2020 13:13 WIB

Staf Konsulat China di Houston Disoraki Pengunjuk Rasa

Kantor konsulat di Houston diduga jadi pusat jaringan mata-mata China

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sebuah ambulans melewati Pusat Medis Texas di Houston, Kamis (25/6). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus Corona telah membuat lebih dari 500.000 orang meninggal dunia dan secara global pandemic ini masih mengalami peningkatan.(AP Photo/David J. Phillip)
Foto: AP Photo/David J. Phillip
Sebuah ambulans melewati Pusat Medis Texas di Houston, Kamis (25/6). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus Corona telah membuat lebih dari 500.000 orang meninggal dunia dan secara global pandemic ini masih mengalami peningkatan.(AP Photo/David J. Phillip)

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Staf-staf kantor konsulat China di Houston disoraki pengunjuk rasa saat mereka mengosongkan kantor tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta China menutup kantor konsulat itu dengan alasan tempat itu menjadi pusat jaringan untuk memata-matai perusahaan dan peneliti Amerika.

Jumat (24/7) sekitar 100 pengunjuk rasa menyoraki pegawai konsulat itu 'pulang ke China'. Mereka mengecam Partai Komunis Cina (CCP) dan melambaikan bendera ketika para pekerja konsulat itu memasukan barang-barang ke dalam truk-truk sewaan.

Pada pekan ini gedung lima lantai tersebut menjadi perseteruan antara Beijing dan Washington. Dua negara itu berselisih dalam berbagai isu mulai dari perdagangan, manuver militer di Laut China Selatan dan pandemi virus Covid-19.

Tidak lama kemudian pada pukul 16.00 waktu setempat ketika kantor konsulat tutup, terlihat sejumlah orang menggunakan peralatan pertukangan memaksa masuk dengan merusak pintu belakang konsulat. Orang-orang itu menolak mengidentifikasi diri mereka pada wartawan.

Setelah orang-orang itu masuk, dua orang anggota Badan Keamanan Diplomatik Kementerian Luar Negeri AS menjaga pintu tersebut. Mereka juga tidak menanggapi pertanyaan jurnalis. Kedutaan Besar Cina di Washington dan Kementerian Luar Negeri tidak menanggapi permintaan komentar. Menurut salah satu saksi mata para staf konsulat meninggalkan kantor tersebut pada pukul 16.00 waktu setempat.

Salah satu pengunjuk rasa, Zhony Yi Ma datang dari New York ke Houston khusus untuk menyoraki pegawai kantor konsulat. Petugas polisi menjaga agar kerumunan massa tidak masuk ke dalam gedung.

"Kami ingin mengakhiri CCP, kembalikan China dan bangun negara seperti Amerika," kata laki-laki berusia 34 tahun itu. 

Kelompok spiritual Falun Gong yang dilarang pemerintah China juga ikut berunjuk rasa. Tao Peng yang berusia 48 tahun berdiri dengan hening sambil memegang spanduk yang meminta agar komunisme diakhiri. Peneliti medis dari Houston itu mengatakan CCP kelompok infiltrasi dan tidak bisa dipercaya.

"Saya tumbuh di China Daratan dan telah melihat bagaimana CCP berbohong," katanya.

Pemerintah AS mengatakan kantor konsulat itu pusat spionase China di Amerika.  Mereka juga mengatakan staf-staf pemerintah China mencari vaksin di AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement