REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kenaikan jumlah kasus infeksi di Negara Bagian Victoria, Australia masih tinggi. Pemerintah pun mengeluarkan arahan baru yang meminta masyarakat melindungi panti wreda dan membantu mencegah gelombang kedua.
Pada Sabtu (25/7) Victoria, negara bagian paling padat di Australia melaporkan 357 kasus baru dan lima kasus kematian. Naik dibandingkan Jumat (24/7) yang sebanyak 300 kasus baru ketika jumlah kasus kematian bertambah tujuh.
Pemerintah Victoria mengatakan angkanya turun dibandingkan hari Rabu (22/7) yang sebesar 483 kasus. Dengan total 13.950 kasus infeksi dan 145 kasus kematian, Australia dianggap berhasil menahan laju penyebaran virus corona bila dibandingkan negara lainnya.
Namun meningkatnya jumlah kasus harian di negara bagian yang terpadat memicu kekhawatiran adanya gelombang kedua. Di kota Melbourne yang menjadi klaster virus corona di Victoria menerapkan karantina wilayah selama enam pekan dan mewajibkan semua orang memakai masker.
"Ini gelombang kedua yang benar-benar keras kepala," kata perdana menteri Victoria Daniel Andrews, Sabtu (25/7).
Andrews menambahkan pemerintah Victoria sudah membatasi kunjungan ke panti wreda. Para staf juga wajib memakai alat pelindung diri dan mengikuti program asimptomatik.
"Kami selalu tahu perawatan usia lanjut sangat menantang, jika penularan di tengah masyarakat dan lalu muncul rantai penularan yang didorong oleh staf, maka Anda akan melihat wabah, itulah tantangan yang sedang kami hadapi saat ini," kata Andrews.
Tempat kerja untuk layanan esensial seperti layanan kesehatan dan distribusi makanan di Victoria juga menjadi pusat penyebaran virus. Pemerintah mengatakan layanan kesehatan tetap buka walaupun karantina wilayah diperketat.
"Masker akan menjadi sangat penting, hal kecil dan gabungan mereka semua itu yang akan menekan angka-anak itu dan mendorong mereka turun," kata Andrews.
Walaupun diisolasi, pejabat kesehatan setempat mengatakan angka kasus baru di Victoria tampaknya belum akan turun dalam beberapa pekan ke depan. Chief Health Officer Victoria Brett Sutton mengatakan angka penularan tidak akan tiba-tiba turun.
"Tidak ada peluru ajaib di sini, dan angka penularan tidak akan tiba-tiba menjadi nol dalam beberapa pekan, ketika Anda memiliki wabah yang sulit dikelola, kasus-kasusnya akan berjalan selama beberapa waktu," kata Sutton.