REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital saat ini, fungsi manusia perlahan dapat tergantikan dengan mesin. Terlebih, situasi pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) yang melanda dunia seperti sekarang dapat semakin mendukungnya.
Salah satu hal yang memprihatikan, situasi tersebut kerap dianggap normal oleh banyak orang. Bahkan, tak sedikit yang juga beranggapan bahwa segala sesuatu akan kembali seperti semula, tetapi tidak ada upaya apapun dilakukan.
Hal itulah yang menjadi latar belakang oleh Ridwan Hasan Saputra (RHS) untuk kembali menyampaikan bagaimana cara berpikir supranasional diperlukan selama situasi pandemi yang juga dapat dikatakan sebagai masa krisis ini. Melalui karya terbaru, yaitu sebuah buku berjudul Karakter Supranasional : Menjadi Pemenang di Masa Krisis, ia berharap agar semua orang dapat melewati kondisi saat ini sebaik-baiknya.
Ridwan mengatakan kata pemenang dalam judul ini ditujukan bagi semua orang agar mampu melewati situasi pandemi dengan baik, produktif, dan tentunya menjadi semakin sukses. Buku Karakter Supranasional: Menjadi Pemenang di Masa Krisis dinilai cocok untuk semua orang, dari berbagai kalangan dan latar belakang, karena seperti diketahui, seluruh dunia terkena dampak dengan kondisi yang terjadi sekarang.
Pada sampul buku ini, Ridwan mengatakan pemilihan gambar lebah dan sarangnya merupakan analogi untuk selalu berpikir positif. Ia mengatakan saat dapat melewati situasi krisis, manusia dapat diibaratkan seperti lebah dewasa, di mana mereka menang dengan tetap berpikir supranasional atau berarti di atas rasional.
Beberapa hal yang disampaikan Ridwan dalam buku ini selain bagaimana menerapkan karakter supranasional selama menghadapi situasi pandemi saat ini adalah mengenai eksplorasi alam gaib. Ia mengatakan alam gaib yang dimaksud bukan berarti terkait dengan hantu atau makhluk halus sejenisnya.
Ridwan mengatakan bahwa eksplorasi yang dimaksud adalah doa kepada Allah SWT. Ia juga menyebut di alam gaib tersebut terdapat apa yang dapat dikatakan sebagai telepon genggam (handphone) alam gaib, hingga media sosial alam gaib.
Apakah eksplorasi handphone alam gaib tersebut? Ridwan mengatakan ini adalah kemampuan kita berkomunikasi secara gaib, namun dapat tersambung dengan apa yang kita inginkan.
“Misalnya saat itu saya butuh sesuatu, saya berdoa kepada Allah SWT kalau saya butuh dan besoknya ini terjawab dengan ada yang menelepon saya, mengatakan akan memberi saya barang itu. Ini seperti tersambung dan tersalurkan apa yang saya sampaikan,” ujar Ridwan dalam tayangan live streaming Terapi Supranasional melalui jejaring sosial Youtube, Sabtu (25/7).
Ridwan mengatakan apa yang bisa manusia lakukan adalah meminta kepada Allah SWT. Bagaimanapun, dengan berdoa sebaik-baiknya, ia meyakini bahwa hal itu akan dijawab dan Allah SWT dapat mengatur caranya dengan sedemikian rupa.
Sementara, media sosial alam gaib yang dimaksudkan Ridwan dalam buku ini diibaratkan sebagai tabungan perbuatan positif setiap manusia. Semakin banyak tabungan ini, malaikat akan membagikannya dan memudahkan langkah-langkah kehidupan pada seseorang.
Lebih lanjut, Ridwan mengungkapkan motivasi terbesar dalam membuat karya buku terbarunya. Ia mengatakan bahwa Karakter Supranasional : Menjadi Pemenang di Masa Krisis ditujukan agar semua orang dapat selamat dari situasi krisis saat ini.
“Secara pribadi, saya yakin selama krisis ini Insya Allah jadi pemenang. Banyak hal tak terduga, yang penting ingat untuk jangan berpikir negatif dan selalu tidak puas, tidak bersyukur. Lakukan aktivitas kebaikan supaya tabungan jiwa kita bertambah,” jelas Ridwan.
Ridwan berharap agar tidak putus asa menghadapi situasi krisis. Ia meyakini bahwa terlepas banyaknya kerugian yang dialami oleh orang-orang selama pandemi, superti kehilangan pekerjaan, tetap terdapat cara agar tetap memberi manfaat dan sukses setelahnya dengan menerapkan karakter-karakter supranasional.
Sementara itu, Ridwan mengungkapkan kendala dalam penulisan Karakter Supranasional : Menjadi Pemenang di Masa Krisis. Ia mengatakan bahwa salah satunya adalah ide awal dari buku ini sendiri dan mengaku memutuskan menuangkan pengalaman pribadi yang dimilikinya bukanlah hal mudah.
“Saya berpikir apa pantas jadi contoh, tapi ini harus diketahui untuk membagikan apa yang saya alami,” ujar Ridwan.
Ridwan mengatakan satu ciri khas yang dimilikinya saat menulis sebuah karya buku adalah berwudhu. Ia meyakini bahwa dengan melakukan ini, maka Allah SWT dapat membimbingnya untuk merilis sebuah karya yang bermanfaat bagi banyak orang.