REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Gerakan Bersih Indah Sehat Aman (BISA) Kemenparekraf/Baparekraf di Nusa Tenggara Barat singgah di lokasi ketiga, Kota Tua Ampenan, Mataram, 26-27 Juli 2020. Kegiatan ini melibatkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) disekitar Mataram.
Kegiatan di Kota Tua Ampenan ini dihadiri Analis Perencanaan SDM Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Moh Fauzal, serta Camat Ampenan Syamsul Irawan. Selain itu, hadir juga jajaran pemerintah daerah Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Timur, Camat, Danramil, dan pihak kepolisian.
Sekitar 100 pelaku Parekraf di Kota Mataram diajak untuk melakukan gerakan bersih-bersih di beberapa kawasan Kota Tua Ampenan seperti, Pondok Perasi, Pabean, serta Kota Tua.
“Gerakan BISA menjadi wujud gotong royong dan keterlibatan berbagai pihak dalam menyiapkan dan meningkatkan kualitas destinasi pariwisata NTB, khususnya Kota Tua Ampenan. Khususnya untuk menyambut wisatawan pascapandemi nanti,” tutur Guntur Sakti, dalam siaran pers, Ahad (26/7).
Menurutnya, dalam kegiatan ini Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan peralatan cuci tangan dengan memanfaatkan kearifan lokal daerah setempat seperti pada penggunaan bong atau guci tempat menaruh air untuk cuci tangan, dan berbagai alat kebersihan sapu lidi, mesin pemotong rumput, tempat sampah dan lain sebagainya.
“Sebagai salah satu destinasi pariwisata, Kota Tua Ampenan memiliki sejumlah potensi parwisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, hingga kuliner. Namun, harus ada pengaturan yang baik bagi pedagang maupun pengunjung di lokasi tersebut,” kata Guntur Sakti menambahkan.
Kota Tua Ampenan menjadi lokasi ketiga yang disinggahi Gerakan BISA Kemenparekraf di NTB. Sebelumnya, kegiatan serupa dilakukan di Desa Wisata Tete Batu, Kabupaten Lombok Timur, dan di Desa Bonjeruk, Lombok Tengah.