REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi, mengungkapkan, proposal terperinci yang dibuat oleh perusahaan nuklir Rusia, Rosatom untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia, saat ini sedang diperiksa oleh pejabat berwenang di Jakarta. Perusahaan nuklir milik negara tersebut ingin mengembangkan sayap dengan mendirikan pabrikan di Indonesia.
"Rosatom sudah menyusun proposal secara rinci tentang pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia. Dan kami sudah mengirimkannya, karena akan ditangani oleh berbagai kementerian di Indonesia," kata Wahid dalam wawancara dengan Sputnik di Moskow pada pekan kemarin.
Menurut Wahid, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) telah diusulkan sebagai lokasi potensial untuk pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir. Wahid menyebut, Gubernur Sutarmidji menyatakan kesediaan wilayahnya menjadi lokasi pembangunan pabrik tenana nukril. "Setidaknya ada satu provinsi, Kalimantan Barat, yang siap menjadi tuan rumah pabrik pertama. Gubernur telah menyebutkan bahwa mereka siap untuk memiliki pabrik (tenaga nuklir) pertama di Indonesia," kata Wahid.
Pada tahap ini, menurut dia, diskusi antara Rosatom dan pejabat di Jakarta masih berlangsung, meski ada gangguan yang dipicu pandemi Covid-19. Gara-gara maraknya virus corona, pertemuan antara pejabat Rusia dan Indonesia belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. "Ada beberapa cacat karena virus corona, sehingga setiap pertemuan pribadi tidak mungkin sampai pandemi berakhir. Tetapi prosesnya terus berlanjut," kata Wahid.