REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus baru saja meraih scudetto kesembilan secara beruntun. Pada giornata ke-36 Serie A Liga Italia, Juve menundukkan Sampdoria, dua gol tanpa balas di Stadion Allianz, Turin, Senin (27/7) dini hari WIB.
Hasil demikian membuat kursi singgasana milik Bianconeri tak tersentuh. Dengan mengantongi 83 poin, pasukan hitam-putih unggul tujuh angka atas Inter Milan di tangga kedua.
Kompetisi cuma menyisakan dua pertandingan. Ini menjadi trofi liga domestik perdana untuk pelatih Juve, Maurizio Sarri.
"Tentu saja ada perasaan spesial. Sangat sulit untuk terus menjadi juara," kata Sarri kepada Sky dikutip dari Football Italia, Senin.
Sarri merasa anak asuhnya layak mendapatkan pujian. Penggawa Juve melalui berbagai dinamika. Ada perjalanan panjang, nan menegangkan.
Sarri melihat Leonardo Bonucci dan rekan-rekan selalu memiliki rasa lapar akan kemenangan. Saat merayakan gelar, ia kembali menyinggung kualitas dan mental kelas dunia milik pasukannya. "Saya katakan kepada mereka, jika Anda bisa menang bersama saya yang belum pernah memenangkan apa pun, Anda pasti sangat bagus," jelasnya.
Sejak hari pertama, Sarri mengaku mendapat tantangan berkelas. Ia menangani para jugador hebat yang sudah sering merasakan gelar. Seiring berjalannya waktu, hubungan antara semua komponen lebih cair. Tak hanya dari sisi profesional, tapi juga pribadi.
Sarri menjadi pelatih tertua yang berhasil memenangkan scudetto. Saat mendapatkan trofi Serie A, eks arsitek Chelsea ini berusia 61 tahun enam bulan.