REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Moderna Inc menyatakan telah menerima tambahan dana segar senilai 472 juta dolar AS dari Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis (BARDA) milik Pemerintah Amerika Serikat. Dana itu diberikan untuk mendukung pengembangan vaksin Covid-19.
Dilansir Reuters pada Senin (27/7), produsen obat-obatan farmasi yang berbasis di AS ini mengatakan tambahan dana itu akan mendukung pengembangan klinis tahap akhir. Termasuk, studi fase ketiga yang diperluas dari kandidat vaksin Moderna.
Pada April 2020 lalu, Moderna telah menerima 483 juta dolar AS dari Institut Nasional Kesehatan AS ketika vaksin eksperimental tengah dalam tahap uji coba awal. "Didorong oleh data tahap I, kami percaya bahwa vaksin mRNA kami dapat membantu mengatasi pandemi Covid-19 dan mencegah wabah di masa depan," kata Chief Executive Officer Stéphane Bancel dalam siaran pers dikutip Reuters.
Total dana dari BARDA untuk vaksin eksperimental Moderna, yang pertama di Amerika Serikat untuk memulai uji coba manusia terhadap vaksin corona, sekarang sekitar 955 juta dolar. Vaksin ini menggunakan messenger RNA sintetis (mRNA) untuk diinokulasi terhadap virus corona. Perawatan seperti itu membantu tubuh mengimunisasi virus dan berpotensi dikembangkan dan diproduksi lebih cepat daripada vaksin tradisional.
Studi fase ketiga akan dilakukan bekerja sama dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular. Menurut perusahaan fase ini dimulai pada 27 Juli dan melibatkan sekitar 30 ribu peserta.
Moderna mengatakan masih di jalur untuk dapat memberikan sekitar 500 juta dosis per tahun dan mungkin hingga 1 miliar dosis per tahun, dimulai pada tahun 2021. Pengumuman tentang pendanaan lebih lanjut datang dua hari setelah pengembang obat mengatakan formula yang digunakan dalam mengembangkan vaksin tidak tercakup dalam paten yang dimiliki oleh Arbutus Biopharma
Pfizer Inc, Novavax Inc, dan AstraZeneca Plc dari Inggris adalah beberapa pembuat obat lain yang menerima dana dari BARDA untuk pengembangan vaksin Covid-19.