REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, menggelar Operasi Patuh Jaya 2020. Pada hari keempat operasi tersebut dilaksanakan, Ahad (26/7), polisi menindak sebanyak 1.625 pengendara yang melanggar aturan lalu lintas.
"Hasil anev (analisis dan evaluasi) Operasi Patuh Jaya 2020 hari keempat, jumlah penindakan tilang sejumlah 1.625," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Fahri Siregar dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/7).
Fahri mengungkapkan, para pelanggar itu didominasi oleh pengendara sepeda motor. Sedangkan jenis pelanggaran tertinggi, yakni melawan arus lalu lintas.
"Pelanggaran tertinggi adalah melawan arus (lalu lintas) dengan jumlah 449 pelanggaran," papar Fahri.
Dia menambahkan, wilayah yang paling banyak terjadi pelanggaran lalu lintas adalah di wilayah Jakarta Pusat dan Tangerang Selatan. Tidak hanya menilang, sambung dia, kepolisian juga memberikan sanksi teguran. Dia menyebut, ada sebanyak 2.941 sanksi teguran.
Diberitakan sebelumnya, Ditlantas Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2020 selama dua pekan, sejak Kamis (23/7) hingga Rabu (5/8). Dalam gelaran operasi tersebut, sebanyak 1.807 personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Dishub DKI dan Satpol PP DKI dikerahkan.
Ada lima poin yang menjadi sasaran khusus dalam operasi para pengendara kendaraan bermotor tersebut. Di antaranya, pengendara yang melawan arus lalu lintas, melanggar marka jalan, dan pengemudi sepeda motor yang tidak mengenakan helm SNI.
Kemudian, kepolisian juga akan menindak pengendara mobil yang melintas di bahu jalan tol. Terakhir, penggunaan rotator dan sirine yang tidak sesuai ketentuan. Tidak hanya itu, polisi juga akan menilang pengendara yang menerobos jalur khusus bus Transjakarta.