Senin 27 Jul 2020 09:43 WIB

Kasus Kematian Tinggi, Ahli Minta AS Shut Down

Ratusan tenaga ahli kesehatan hingga guru AS tandatangani surat permintaan shut down.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menembus angka 1.000 kasus selama empat hari berturut-turut pada pekan lalu. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menembus angka 1.000 kasus selama empat hari berturut-turut pada pekan lalu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menembus angka 1.000 kasus selama empat hari berturut-turut pada pekan lalu. Kondisi ini membuat banyak ahli meminta Amerika Serikat segera melakukan shut down.

Pada Jumat lalu, kematian akibat Covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat tercatat sebanyak 1.130 kasus. Data dari Johns Hopkins University mengungkapkan setidaknya ada 146.460 warga Amerika Serikat yang meninggal akibat Covid-19 sejak pandemi terjadi.

Baca Juga

Sebuah model yang dipublikasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memprediksi bahwa jumlah kematian ini akan bertambah hingga 175 ribu kasus per 15 Agustus. Sedangkan, Institute for Health Metrics and Evaluation memprediksi kasus kematian akan mencapai sekitar 165 ribu pada batas waktu yang sama.

Melihat kondisi ini lebih dari 150 tenaga kesehatan, ilmuwan, guru, perawat, hingga ahli di berbagai bidang lain menandatangani surat. Surat ini berisi permintaan kepada para pemimpin untuk segera melakukan shut down atau penutupan negara Amerika Serikat dan memulai kembali upaya pengendalian penyebaran Covid-19.

"Saat ini, kita sedang dalam perjalanan untuk kehilangan lebih dari 200 ribu kehidupan warga Amerika per 1 November," jelas para ahli dalam surat tersebut seperti dilansir CNN.

Meski sedang dalam kondisi yang mengkhawatirkan, para ahli menyoroti bahwa banyak warga yang masih melakukan berbagai kegiatan tak mendesak dengan santai. Tak sedikit yang berkumpul dan minum-minum di bar, bersantap di dalam restoran, membuat tato, hingga pergi ke layanan pijat.

Banyak pula guru dan pegawai sekolah yang menentang keputusan untuk pembukaan kembali sekolah pada Agustus. Mereka tak ingin kegiatan sekolah kembali dimulai saat penyebaran Covid-19 di berbagai komunitas masyarakat Amerika Serikat belum terkontrol.

Di sisi lain, Presiden Donald Trump telah mendesak para gubernur untuk segera membuka sekolah. Trump ingin agar Amerika Serikat segera beroperasi seperti sedia kala.

Hasil penelitian di Korea Selatan mengungkapkan bahwa anak-anak berusia 10-19 tahun bisa menularkan Covid-19 seperti orang dewasa. Berdasarkan penelitian ini, CDC memberikan rekomendasi untuk tetap menutup sekolah jika ada penyebaran Covid-19 yang tak terkendali.

"CDC sedang bersiap untuk bekerja dengan sekolah K-12 agar bisa beroperasi kembali dengan aman sambil melindungi kelompok paling rentan," tukas CDC.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement