Senin 27 Jul 2020 10:50 WIB

HIPMI Dorong Pengusaha Muda Terjun di Bisnis Pertanian

Mentan memprediksi dalam dua tahun bisnis yang berjalan baik ada di sektor pertanian

Petani milenial Jawa Tengah memproduksi sayuran organik dan memasarkan lewat media sosial. Mentan memprediksi dalam dua tahun bisnis yang berjalan baik ada di sektor pertanian
Foto: Kementan
Petani milenial Jawa Tengah memproduksi sayuran organik dan memasarkan lewat media sosial. Mentan memprediksi dalam dua tahun bisnis yang berjalan baik ada di sektor pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Mardani H. Maming mendorong para pengusaha yang berasal dari kalangan generasi milenial terjun langsung dan berkecimpung di dunia bisnis yang bergerak di sektor pertanian.

Menurut Mardani, sektor pertanian memiliki potensi besar dan mampu menyelamatkan negara dari ancaman krisis global. Sektor pertanian adalah sektor utama yang memilki tingkat prioritas dalam menghadapi pandemi Covid 19.

"Sektor pertanian bisa kita seriuskan dengan mengajak anak muda masuk ke sana dan memaksimalkan program pemerintah," ujar Mardani, Ahad (26/7).

Mardani mengatakan, perkembangan teknologi dan alat mesin pertanian yang begitu pesat membuat akses bisnis semakin terbuka lebar. Di samping itu, peluang tersebut juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menerapkan konsep family farming dengan menjadikan lahan sempit dan pekarangan rumah sebagai lahan hidroponik dan aereponik.

"Seiring berjalannya waktu dengan berbagai macam teknologi yang ada, kita bisa lihat di perkotaan banyak inisiatif melakukan pertanian berskala besar dengan basis komunitas seperti hidroponik dan aereponik," katanya.

"Konsep ini menurut saya bisa diterapkan di kota-kota padat penduduk karena hanya dengan memanfaatkan lahan sempit seperti pekarangan rumah. Saya kira inisiatif seperti ini sangat bagus dan perlu dikoneksikan serta dikolaborasikan dengan kebijakan yang tepat," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira mendorong para petani di seluruh daerah mulai memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi yang ada untuk meningkatkan produksi.

"Dengan teknologi dan informasi, para petani bisa langsung menjual hasil produksinya melalui marketplace. Nah inisiatif ini bisa kita kembangkan ke samping karena banyak kebutuhan lainya yang menjadi konsumsi sehari-hari. Misalnya di pemenuhan protein hewani," katanya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perdagangan, Benny Soetrisno menuturkan bahwa sektor pertanian adalah basis penting yang secara konkret berhasil menyumbang kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama disaat krisis dan pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia.

"Contohnya, dari timur sampai barat kita punya kopi. Coklat bagus Sulawesi Selatan produksi utamanya coklat. Selain itu merica di Bangka Belitung jadi suplai dunia. Jadi pertanian kita ini sangat unggul sekali," katanya.

Untuk itu, Benny mendorong para pengusaha agar mendukung dan terjun langsung pada bisnis yang bergerak di sektor pertanian. Apalagi, Indonesia memiliki kelebihan komoditi yang tidak dimiliki oleh semua negara.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memperkirakan bahwa dalam dua tahun ke depan, bisnis yang masih bisa berjalan dengan baik adalah bisnis di sektor pertanian. Hal ini kata Mentan terlihat dari perkembangan ekspor yang terus meningkat setiap bulannya.

"Berdasarkan data yang ada ekspor yang tumbuh selama pandemi Covid 19 hanya sektor pertanian," katanya.

Sebagai informasi, neraca dagang pertanian surplus sebesar Rp 55,09 triliun. Dari angka tersebut, komoditas tanaman pangan menyumbang Rp 52,07 triliun, hortikultura Rp 11,81 triliun dan peternakan Rp 20 triliun. Kemudian disusul komoditas perkebunan yang menyumbang paling banyak yakni sebesar Rp 138, 76 triliun.

"Untuk komoditinya yang menjadi andalan adalah kelapa sawit, karet dan kakao. Kalau ekspor pertanian di tahun 2019 sebesar Rp 400 triliun, ke depan kita harus bisa mencapai 1000 triliun dengan peningkatan 300 persen," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement