Senin 27 Jul 2020 12:02 WIB

Labuan Bajo Terus Berbenah demi Tuan Rumah KTT G-20

KTT G-20 dan ASEAN Summit akan digelar 2023 mendatang.

Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur saat ini terus berbenah diri. Daerah itu ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi lokasi pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN Summit 2023 mendatang.

Jalan di dalam kota sepanjang 64 kilometer saat ini sedang diperbaiki. Pembangunan gorong-gorong semuanya ditargetkan harus selesai pada akhir tahun 2020 karena memang harus dikerjakan secara cepat.

Baca Juga

Total ada sembilan paket jalan yang harus dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dalam hal ini yang mengerjakan adalah Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) NTT .

Direktur Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Flores Shana Fatinah mengatakan tak hanya jalan yang sedang dikerjakan, pembangunan kawasan puncak Waringin yang sudah dibangun juga saat ini sudah masuk dalam tahap II. Pada tahap satun sudah selesai 100 persen sementara tahap duanya sudah mencapai 40 persen.

Puncak Waringin yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kota Labuan Bajo, merupakan lokasi wisata yang berada di ketinggian. Puncak Waringin bagi warga Labuan Bajo merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan panorama ketika matahari mulai tenggelam (sunset). Di situ terdapat pemandangan lanskap budaya berupa Pelabuhan Labuan Bajo beserta aktivitas manusia di sekitarnya, laut, serta gugusan pulau.

Top Mini Puncak Waringin memiliki arti puncak (dengan tanaman) pohon beringin. Lahan Puncak Waringin merupakan lahan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

"Lahan tersebut kini dibangun dengan beragam fasilitas bangunan berarsitektur unik untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan ekonomi kreatif," kata Shana.

Ia menambahkan pembangunan kawasan Puncak Waringin bertujuan untuk mendukung Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional selain itu juga sebagai persiapan untuk KTT G-20 nanti.

Selain pembangunan di kawasan Kota, pembangunan juga dilakukan oleh Kementerian PUPR di fasilitas wisata lainnya seperti Goa Batu Cermin. Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.

Untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan wisatawan, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi NTTmelakukan penataan Goa Batu Cermin melalui pembangunan sejumlah fasilitas seperti ampiteater (amphitheater) dan rumah budaya.

Kegiatan fisik penataan Goa Batu Cermin telah mulai dikerjakan sejak kontrak kerja 16 Maret dan selesai pada 13 Desember 2020 dengan progres hingga 29 Juni 2020 mencapai 11,78 persen. Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor PT. Karya Shinta Manarito dengan anggaran APBN TA 2020 sebesar Rp 27,5 miliar.

Kawasan Goa Batu Cermin diharapkan menjadi daya tarik wisatawan di Nusa Tenggara Timur selain Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Destinasi wisata ini dapat diakses melalui jalur darat dari Bandara Komodo dengan jarak 3,7 km atau hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement