REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Maskapai penerbangan Libya mulai beroperasi pada Ahad (26/7), setelah tutup selama empat bulan karena pandemi Covid-19. Penerbangan pertama dimulai kembali oleh Libyan Wings Airlines dengan tujuan Turki.

Libyan Wings Airlines lepas landas dari Bandara Internasional Misrata yakni sekitar 187 kilometer di timur ibu kota Tripoli. Penerbangan kedua akan dilakukan oleh maskapai penerbangan Afriqiah Airways.

Sejak 15 Maret, Libya menutup perbatasan darat dan udara untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona. Hingga saat ini, Libya mencatat 669 kasus virus corona dengan 60 kematian dan 553 pasien dinyatakan sembuh.

Libya telah jatuh ke dalam konflik sejak penggulingan pemimpin mereka, Muammar Qaddafi pada 2011. Sejak saat itu, pemerintahan Libya terbagi menjadi dua kubu yakni Libyan National Army (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar dan berbasis di wilayah timur. Sementara di wilayah barat atau di ibu kota Tripoli, dikuasai oleh Government of National Accord (GNA) yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kedua kelompok bersenjata tersebut saling berebut kekuatan politik dan wilayah, terutama kawasan ladang minyak. Serbuan koalisi asing pada 2014 membuat masing-masing kelompok memiliki dukungan tersendiri. Turki dan Qatar mendukung GNA. Turki telah menandatangani kerja sama militer serta keamanan batas-batas laut dengan Libya. Sementara, LNA mendapatkan dukungan dari Uni Emirat Arab, Mesir, Rusia, dan Arab Saudi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika