Senin 27 Jul 2020 14:04 WIB

Uji Klinis Vaksin Covid-19 Belum Dapat Izin dari Komite Etik

Masyarakat sudah banyak yang menelepon dan mengajukan diri menjadi relawan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Bandung, Oded M Danial dan Ketua Tim Uji Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil dan Manager Lapangan, Eddy Fadliana melakukan pertemuan terkait rencana uji vaksin, Senin (27/7).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial dan Ketua Tim Uji Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil dan Manager Lapangan, Eddy Fadliana melakukan pertemuan terkait rencana uji vaksin, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Uji Klinis Vaksin Covid-19 hingga saat ini masih belum mendapatkan izin dari komite etik penelitian Unpad. Karena itu pendaftaran relawan masih belum dibuka meski sudah terdapat beberapa instansi yang mengajukan karyawannya menjadi relawan dalam penelitian tersebut.

"Komite akan rapat, (izin) belum keluar. Komite etik terdiri dari bermacam-macam unsur dari biomolekuler, fakultas kedokteran, hukum. Tujuannya melindungi tim penelitian agar tidak salah dalam melakukan tindakan," ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin, Prof. Kusnandi Rusmil di Balai Kota Bandung, Senin (27/7).

Menurutnya, keberadaan komite etik mendorong agar penelitian uji vaksin bagus.  Ia menambahkan, pengawasan akan dilakukan selama uji vaksin oleh tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin. Pihaknya membutuhkan relawan sebanyak 1.620 orang dimana ke depan tiap sehari 20-25 orang di puskesmas akan disuntik. 

Manager lapangan penelitian, Eddy Fadliana mengatakan pihaknya berharap penelitian sudah bisa dimulai pada awal Agustus untuk memastikan keamanan vaksin. Sehingga katanya masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari vaksin covid-19.

"Hari ini dapat (izin) komite etik, kita akan sosialisasi di tiap puskesmas dan koordinasi dengan muspika dan membagikan leaflet dan dialog ke masyarakat," ujarrnya.

Ia mengatakan masyarakat sudah banyak yang menelepon dan mengajukan diri menjadi relawan. Namun, pihaknya belum membuka pendaftaran sebab izin belum keluar dari komite etik penelitian Unpad tersebut.

"Saat ini sudah banyak masyarakat (mengajukan diri) dari telepon yang masuk tapi kita belum mencatat karena belum ada izinnya. Dari rumah sakit dan perusahaan BUMN," katanya. 

Menurutnya, para relawan yang akan diuji klinis akan dilengkapi buku catatan untuk mencatat perkembangan kesehatannya. Pihaknya katanya akan memantau relawan tersebut tiap bulan. 

"Jadi setiap dia sakit apapun itu harus dicatat dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Kami ada tim survailance menelepon subjek nanya kondisinya gimana, sehat enggak. Kalau sakit dirawat dimana dan minum obat apa. Nanti di akhir penelitian kita akan tahu manfaat vaksin," katanya. 

Eddy menambahkan, masyarakat yang ingin mendaftar dipersilahkan namun tidak boleh terdapat paksaan. Katanya, penelitian uji vaksin diharapkan selesai Desember dan secara keseluruhan pada Maret hingga April. 

Ia mengatakan, sebelum disuntik maka akan dilakukan terlebih dahulu swab tes atau rapid tes untuk memastikan relawan tersebut terinfeksi Covid-19 atau tidak. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement