Senin 27 Jul 2020 14:31 WIB

Sindir China, Bendera AS Berkibar Setengah Tiang di Chengdu

China telah mengambil alih konsulat AS di Chengdu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pekerja mencopot papan nama kantor konsulat AS di Chengdu, Sichuan, China.China telah memerintahkan penutupan kantor konsulat AS di Chengdu mulai Senin (27/7).
Foto: EPA
Seorang pekerja mencopot papan nama kantor konsulat AS di Chengdu, Sichuan, China.China telah memerintahkan penutupan kantor konsulat AS di Chengdu mulai Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU -- Konsulat Amerika Serikat (AS) di Chengdu, China, menurunkan bendera menjadi setengah tiang menjelang kepergian stafnya dari negara itu pada Senin (27/7) pagi.  Laporan dari Associated Press menyatakan, bendera AS diturunkan tepat setelah pukul 06.00 waktu setempat ketika polisi menutup beberapa blok di sekitar fasilitas. Truk dilaporkan tiba di fasilitas Chengdu sehari sebelumnya ketika para staf Konsulat bersiap untuk menutup gedung.

Seperti diketahui China mengambil alih konsulat AS di Chengdu sebagai balasan atas apa yang dilakukan oleh AS di Houton. Washington sebelumnya memerintahkan Konsulat Beijing di Houston, Texas, untuk dikosongkan.

Baca Juga

Seperti dikutip dari the Hill tidak ada keterangan jelas seputar tenggat waktu yang ditetapkan Pemerintah China bagi staf di Chengdu untuk meninggalkan negara itu. Hanya saja, sebelumnya, China telah memberikan waktu 72 jam untuk mengosongkan bangunan tersebut sejak Jumat (24/7).

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah China menyebut penutupan itu sebagai tanggapan sah dan perlu terhadap tindakan tidak masuk akal oleh AS. Washington telah melakukan tuduhan terhadap staf Beijing yang ditugaskan di konsulat Houston dan klaim itu dinilai sebagai bentuk fitnah jahat.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan hubungan China-AS yang menampilkan non-konflik, non-konfrontasi, saling menghormati dan kerja sama saling menguntungkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri saat mengumumkan permintaan penutupan sebagai pembalasan terhadap AS.

Ketegangan antara China dan AS telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir karena sejumlah masalah termasuk dugaan pencurian kekayaan intelektual AS serta klaim teritorial China di Laut China Selatan. Pejabat tinggi pemerintahan Trump juga menyalahkan Pemerintah China karena tidak cukup mengendalikan penyebaran virus Corona.

Otoritas AS juga menangkap seorang warga negara China yang melarikan diri ke konsulat di San Francisco setelah dituduh melakukan penipuan visa. Hanya saja, pejabat Departemen Kehakiman tidak memberikan keterangan jelas bagaimana pelaku bisa tertangkap oleh penegakan hukum AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement