Senin 27 Jul 2020 15:25 WIB

Sosok Arsitek Ottoman di Balik Kukuhnya Hagia Sophia

Bangunan Hagia Sophia mampu bertahan berabad-abad.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Sosok Arsitek Ottoman di Balik Kukuhnya Hagia Sophia. Masjid Hagia Sophia
Foto: EPA/TOLGA BOZOGLU
Sosok Arsitek Ottoman di Balik Kukuhnya Hagia Sophia. Masjid Hagia Sophia

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sejak dibangun berabad-abad silam, bangunan bersejarah Hagia Sophia di Istanbul, Turki masih kukuh berdiri hingga saat ini. Ketahanan bangunan ikon Istanbul itu tidak lepas dari peran seorang arsitek terhebat di era Ottoman.

Ialah Mimar Sinan, arsitek yang telah memperkuat kubah dan memperpanjang usia ketahanan bangunan Hagia Sophia. Sang arsitek membangun blok dan menara pendukung di sekitar Hagia Sophia pada abad ke-16.

Baca Juga

Upaya memperkuat bangunan ini terjadi di masa kekaisaran Utsmaniyah. Setelah penaklukan Konstantinopel (nama Istanbul dahulu) oleh Ottoman dari Kekaisaran Byzantium, Fatih Sultan Mehmet mengubah fungsi Hagia Sophia dari gereja terbesar dunia Kristen menjadi masjid pada 1453.

Kubah dari keajaiban arsitektur yang dibangun oleh Kaisar Romawi Justinian I pada 537 M, itu tetap seperti permata di kalangan kaum Kristen selama lebih dari 1.000 tahun hingga 1520, ketika katedral Katolik di Sevilla selesai dibangun. Namun menurut banyak pakar, jika penguasa Ottoman tidak mengambil langkah atas bangunan tersebut, kubah Hagia Sophia tidak akan bertahan lama.

Pada abad ke-16, kekaisaran Ottoman menugaskan kepala arsitek mereka, Sinan, untuk membentengi tembok Hagia Sophia. Hal itu dilakukan untuk memastikan kubah bangunan berdiri kukuh selama berabad-abad yang akan datang. Sinan merupakan tukang bangunan paling terampil di era Ottoman.

Baca juga: 350 Ribu Orang Hadiri Sholat Jumat di Hagia Sophia

Seorang sejarawan seni Turki, Hayri Fehmi Yilmaz, mengatakan untuk memastikan daya tahan bangunan tersebut, Sinan dengan cepat menambahkan penopang besar di sekitar Hagia Sophia. Lingkungan bangunan bersejarah ini dirancang untuk makam Sultan Selim II (putra Sultan Utsmaniyah ke-10 Suleiman I) dan keluarganya.

photo
Orang-orang mengunjungi era Bizantium Hagia Sophia, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Kamis, 25 Juni 2020. Dewan Negara Turki, pengadilan administratif tertinggi negara itu diharapkan Jumat, 10 Juli 2020, untuk mengeluarkan putusan tentang petisi yang meminta keputusan 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum dibatalkan. - (AP Photo/Emrah Gurel)

"Beberapa penopang (penyangga) ini juga telah dibangun di era Byzantium. Tetapi kami memahami kubah Hagia Sophia memberi tekanan luar biasa pada sisa dari bangunan tersebut, sehingga Sinan menempatkan penyangga batu di sekitar bangunan untuk meringankan bebannya," kata Yilmaz kepada TRT World, dilansir Sabtu (25/7).

Menurut Yilmaz, Sinan bahkan bereksperimen dengan praktik penopang terbang, yang umum dalam arsitektur Eropa. Penopang tersebut ditempatkan di Sayap Timur Hagia Sophia. Sinan juga menggabungkan arsitektur Eropa tersebut ke dalam seni Ottoman.

"Ini jelas menunjukkan upaya intens untuk memelihara bangunan tersebut. Tanpa intervensi penting Sinan, Hagia Sophia dan struktur tambahannya mungkin tidak akan sampai hingga zaman sekarang," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement