REPUBLIKA.CO.ID, MANGGARAI TIMUR -- Kabupaten Manggarai Timur (Matim) direncanakan menjadi kawasan peternakan integrasi tanaman pangan dan perkebunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyuluh pertanian diharapkan berperan aktif mendukung rencana tersebut, khususnya dalam identifikasi lahan tidur optimalisasi alat mesin pertanian (Alsintan).
Bupati Agas Andreas mengajak penyuluh mendukung rencana pemerintah kabupaten (Pemkab) menjadikan Matim sebagai kawasan peternakan integrasi tanaman pangan dan perkebunan di NTT.
"Kotoran sapi bisa mendukung pertanian organik. Di Matim, peternakan adalah simbol budaya sekaligus penggerak ekonomi. Para kepala dinas dari tiap SKPD harus kasih contoh. Kembangkan ternak kerbau, sapi, dan lainnya sesuai minat dan kemampuan," katanya.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPR RI Julie SL mengemukakan harapannya pada penyuluh pertanian sebagai garda terdepan pembangunan pertanian, karena sektor pertanian menentukan kelangsungan hidup rakyat sekaligus menjamin stabilitas nasional dari ketersediaan pangan.
"Pertanian sangat penting dalam situasi apa pun. Petani didampingi penyuluh harus sinergi memenuhi kebutuhan pangan rakyat," kata Julie SL yang menyerahkan bantuan bibit kopi, benih jagung dan Alsintan bantuan Kementan senilai Rp 75 juta.
Penyuluh pertanian pusat di Kementerian Pertanian RI, Yulia Tri Sedyowati mengemukakan hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang ketahanan pangan dengan perekonomian negara sekaligus penentu stabilitas nasional, maka pertanian tidak boleh bersoal.
"Ini tantangan yang berdampak pada rakyat. Ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19 adalah solusi tepat untuk kepentingan nasional," kata Yulia TS.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menekankan pentingnya kekuatan SDM pertanian sebagai penggerak utama pertanian nasional, khususnya upaya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengembangkan 2,5 juta petani milenial di seluruh Indonesia.