Selasa 28 Jul 2020 01:07 WIB

BUMN Siapkan Bakauheni Jadi Destinasi WIsata Tepi Laut

Tiga BUMN dilibatkan dalam pembangunan kawasan destinasi wisata tepi laut Bakauheni.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kendaraan memasuki kapal untuk menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Pemerintah akan mengembangkan kawasan Bakauheni sebagai destinasi wisata tepi laut.
Foto: Republika/Prayogi
Kendaraan memasuki kapal untuk menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Pemerintah akan mengembangkan kawasan Bakauheni sebagai destinasi wisata tepi laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal membangun kawasan Bakauheni, Lampung menjadi destinasi wisata baru khusus tepi laut yang diharap jadi favorit wisatawan. Pembangunan itu melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), serta PT Hutama Karya (Persero).

Pembangunan kawasan Bakauheni ini juga melibatkan Pemerintah Provinsi Lampung. Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi menjelaskan, pembangunan kawasan pariwisata akan dimulai dari Menara Siger.

Baca Juga

Untuk tahap awal, rencananya Menara Siger yang telah menjadi salah satu ikon destinasi di Lampung Selatan ini akan dikembangkan menjadi Museum Krakatau. Kemudian bertahap dengan keberadaan theme park, hotel, dan skywalk.

"Kami mengelola lahan seluas 80 hektare, kemudian juga ada lahan milik Hutama Karya, Pemerintah Provinsi, dan swasta. Total lahan yang potensi untuk dikembangkan sekitar 200 hektare," kata Ira dalam keterangan pers, Kemenparekraf, Senin (27/7).

Pengembangan kawasan itu dipilih karena adanya potensi market yakni trafik baik kendaraan maupun orang yang melintasi Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan memanfaatkan kapal penyeberangan ferry Merak-Bakauheni.

Di satu sisi, program infrastruktur pembangunan jalan tol yang menghubungkan Banda Aceh hingga Banyuwangi diyakini menjadi faktor pendukung peningkatan trafik.

Ia menuturkan, Tol Trans Sumatera yang saat ini baru beroperasi dari Lampung ke Palembang sudah meningkatkan trafik hingga 40 persen dimana pada 2019 tercatat hampir 23 juta orang yang melintasi kawasan tersebut.

"Kalau 10 persennya saja dari jumlah itu (ditarik sebagai wisatawan), sudah besar sekali. Jadi kita berusaha mencoba menangkap potensi itu dengan memastikan rencana pengembangan yang baik. Ditargetkan pada 2024 bisa selesai," kata Ira.

Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, dibangunnya kawasan terintegrasi pariwisata di Lampung Selatan diharapkan dapat menjadikan Bakauheni sebagai destinasi alternatif. Khususnya bagi warga ibukota maupun sejumlah provinsi di Sumatera juga wisatawan lokal untuk berwisata.

Lampung dinilai memiliki deretan potensi pariwisata. Seperti Anak Gunung Krakatau, Pulau Kiluan, dan Pulau Pahawang.

"Inilah yang coba kita bangun bersama. Terkait perizinan, kemudahan, dan hal pendukung lainnya tanggung jawab kami untuk segera diselesaikan," kata dia.

Menteri BUMN Erick Thohir ada kerja sama yang baik antara BUMN, BUMD, pemerintah daerah dan pihak swasta. Ia mengatakan antar pemangku kepentingan terkait harus membangun ekosistem bisnis yang sehat agar tujuan proyek tersebut bisa diperoleh sesuai yang diharapkan.

"Kita tidak perlu menunggu untuk menyelesaikan seluruhnya (kawasan) secara komplit. Tapi bagaimana bisa menyelesaikan ini dari poin-poin terpentingnya. Misalnya dimulai dari Menara Siger ini," kata Erick Thohir.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menambahkan, kawasan pariwisata ini memiliki konsep Bakauheni Harbour City yang dimana area pembangunan terletak sebelum gerbang masuk jalan tol Bakauheni Selatan.

Wishnutama menilai potensi yang ada di Bakauheni sangat besar dan penting untuk segera dikembangkan. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga akan menyerap tenaga kerja sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.

"Ada tempat yang bagus seperti ini, dekat dari Jakarta. Kita bisa kembangkan dengan lebih baik dari destinasi yang ada di luar negeri karena kita memiliki sumber daya alam dan budaya yang tinggi sehingga bisa menjadi keunikan tersendiri," kata Wishnutama.

Ia pun mendorong agar pengembangan kawasan bisa dilakukan secara bertahap. Terlebih, pemerintah akan mendorong pergerakan wisatawan nusantara dalam masa adaptasi kebiasaan baru.

"Pengembangannya tidak perlu menunggu sampai 2024, kita bisa mulai dulu dari apa yang kita bisa lakukan secara cepat. Kita bisa tarik investasi hotel dulu ke sini, lalu kita promosikan dengan baik sehingga akhirnya bisa menarik investasi lain dengan cepat," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement