Senin 27 Jul 2020 19:03 WIB

Permisalan Jarak Antara Setan dan Hamba yang tak Berdzikir 

Jarak antara setan dan hamba yang tidak berdzikir sangatlah dekat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Jarak antara setan dan hamba yang tidak berdzikir sangatlah dekat. Ilustrasi dzikir
Foto: Dok Istimewa
Jarak antara setan dan hamba yang tidak berdzikir sangatlah dekat. Ilustrasi dzikir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Konon ada sebuah cerita tentang seorang wali Allah yang berdoa agar Allah SWT membukakan pintu kasyaf baginya. 

Wali Allah itu meminta diperlihatkan bagaimana setan menggoda dan memasukkan bisikan-bisikan buruk ke dalam hati manusia.

Baca Juga

Allah SWT pun mengabulkan doanya. Syekh Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam Fadhilah Amal menceritakan, setelah dikabulkan doanya, wali itu dapat melihat setan itu yang berbentuk seperti nyamuk, duduk di belakang pundak seseorang, lalu mengarahkan sengatnya yang panjang seperti jarum ke arah hati di sebelah kiri dada. Jika dia berzikir kepada Allah SWT belalai itu akan segera ditarik ke belakang.  

"Namun jika dia lalai, melalui belalai tersebut setan akan menyuntikan bisikan-bisikan buruk dan racun dosa ke dalam hatinya," katanya. 

Menurutnya, sebuah hadits menyebutkan bahwa setan selalu duduk sambil meletakkan ujung sengatnya di hati manusia. Jika hati itu berdzikir, maka dengan hina setan akan mundur kebelakang. "Jika hatinya lalai dari Allah, maka hati orang itu akan dijadikan sasaran belalainya," katanya. 

Dari Sayyidina Abi Sa'id al-Khudri ra Baginda Rasulullah SAW bersabda, "Perbanyaklah berdzikir kepada Allah SWT sehingga orang-orang mengatakan Kamu gila. Riwayat lain menyebutkan," berdzikirlah kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang munafik mengatakan bahwa kamu riya." 

Menurutnya, faidah hadits di atas walaupun orang-orang munafik atau orang-orang jahil mengejek para ahli dzikir dengan sebutan riya atau gila, hendaknya jangan sampai kita meninggalkan amalan yang berharga ini. Bahkan, sebaiknya kita justru harus memperbanyak dan menjaganya dengan istiqamah.  

Orang-orang yang berdzikir akan dikatakan gila atau riya, jika dzikir dilakukan dengan sangat banyak dan suara nyaring, bukan dengan suara lirih. Dzikir dengan suara yang keras tidak akan mendatangkan tuduhan seperti itu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement