Senin 27 Jul 2020 20:41 WIB

Pencegahan Penularan Hepatitis B Ibu ke Anak Jadi Prioritas

Vaksinasi telah berhasil menurunkan prevalensi Hepatitis B.

Vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir harus dilanjutkan kembali selama tiga bulan berturut.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir harus dilanjutkan kembali selama tiga bulan berturut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap prioritas penanganan Hepatitis B oleh pemerintah. Hingga kini, upaya pemutusan penularan Hepatitis B dari ibu ke anak saat ini berada di posisi teratas.

"Upaya pengendalian Hepatitis B di Indonesia diprioritaskan pada pemutusan penularan Hepatitis B dari ibu ke anak," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Direktorat Jenderal (Ditjen) Kemenkes RI dr. Wiendra Waworuntu saat diskusi daring dengan tema "Ayo Deteksi Dini Hepatitis B" yang dipantau di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Wiendra mengatakan, yang paling banyak berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas serta ekonomi ialah virus Hepatitis A, B dan C. Secara global, terdapat dua miliar yang telah terinfeksi, 240 juta karier kronis dengan risiko sirosis dan kanker hati.

Sebanyak 75 persen, menurut Wiendra, tinggal di Asia Tenggara dan Asia Timur dengan 500 ribu hingga 700 ribu angka kematian per tahun. Untuk Indonesia, HBsAg yang reaktif berkisar pada angka tiga hingga 22 persen termasuk di daerah endemis sedang dan tinggi.

Meskipun demikian, menurut Wiendra, vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah telah berhasil menurunkan prevalensi Hepatitis B. Vaksinasi Hepatitis B yang paling efektif diberikan kepada bayi.

"Pemberiannya mulai dari usia usia nol, satu, dua, dan tiga bulan," kata dia.

Selain itu, Wiendra mengatakan, terkait pengendalian Hepatitis C, Kemenkes juga melakukan dengan pengobatan Direct Acting Antiviral (DAA) guna memutus mata rantai secara horisontal. Disebut Direct Acting Antiviral dengan kelebihan obat kombinasi oral dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi yaitu 100 persen.

Wiendra menjelaskan, hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan hingga penyakit autoimun. Namun, virus hepatitis merupakan penyebab yang terbanyak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement