Senin 27 Jul 2020 23:55 WIB

Sleman akan Swab Massal Pondok Pesantren

Pemkab Sleman sudah membuat target sebanyak 5.000 spesimen dalam waktu lima pekan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolandha
Pemkab Sleman terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan swab massal di pesantren.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemkab Sleman terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan swab massal di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Kali ini, mereka akan melakukan tes swab massal ke sejumlah pondok pesantren yang berada di Kabupaten Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, tes swab massal dijadwalkan mulai dilakukan 29 Juli 2020. Ia menekankan, ini sebagai skrinning yang salah satunya menyasar lembaga pendidikan bersistem asrama.

Baca Juga

"Pondok Pesantren jadi salah satu tempat yang potensial terjadinya penularan Covid-19 karena adanya interaksi terus-menerus antar penghuni, maka itu kita lakukan tes swab massal," kata Joko di Pendopo Parasamya Setda Sleman, Senin (27/7).

Ia menuturkan, pertimbangan lain dilakukannya tes swab massal itu lantaran saat ini banyak pondok pesantren yang telah mengajukan surat aman Covid-19. Karenanya, Joko merasa, perlu adanya sampel swab yang dilaksanakan di sana.

"Pondok Pesantren Pandanaran dipilih untuk yang pertama karena tempatnya representatif untuk dilakukan pemeriksaan atau tes swab massal," ujar Joko.

Joko menerangkan, tes swab akan menyasar ke ustaz dan ustazah terlebih dulu. Hal itu dilakukan karena mereka merupakan orang-orang yang pertama menerima santri, dan harus dipastikan sehat kondisinya.

Setelah itu, kata Joko, pelaksanaan tes swab massal ke ponpes-ponpes lain akan tetap dilakukan melalui penerapan teknis yang sama. Yaitu, mengambil sampling secara acak untuk dilakukan tes swab.

Terkait rencana itu, Joko turut mengungkapkan, Pemkab Sleman sudah membuat target sebanyak 5.000 spesimen dalam waktu lima pekan. Sejauh ini, pelaksanaan tes swab ternyata baru mampu menyentuh sebanyak 2.000 spesimen.

"Awalnya kita menargetkan 5.000 spesimen yang dimulai Juni dan perkiraan tercapai di akhir Juli. Namun, karena kondisi laboratorium yang terbatas, akan kita perpanjang sampai Agustus," kata Joko. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement