Selasa 28 Jul 2020 06:30 WIB

Israel dan Hizbullah Terlibat Baku Tembak di Perbatasan

Pasukan Israel dan milisi Hizbullah terlibat baku tembak di perbatasan pada Senin

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Tentara Israel. Pasukan Israel dan milisi Hizbullah terlibat baku tembak di perbatasan pada Senin (27/7). Ilustrasi.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Tentara Israel. Pasukan Israel dan milisi Hizbullah terlibat baku tembak di perbatasan pada Senin (27/7). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Pasukan Israel dan milisi Hizbullah terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan Israel - Libanon, Senin (27/7) waktu setempat. Ini merupakan salah satu pertempuran terberat antara keduanya dalam hampir satu tahun belakangan.

Juru bicara militer Arab Israel Avichay Adraee mengatakan pasukan Israel menggagalkan serangan oleh tiga atau empat orang yang menyusup beberapa meter di atas Garis Biru, yang membatasi penarikan mundur Israel tahun 2000 dari Lebanon. "Tidak ada korban di antara pasukan Israel," kata Adraee dikutip laman Aljazirah, Selasa.

Baca Juga

Dia mengatakan pasukan Hizbullah itu, yang berjumlah antara tiga dan lima milisi, telah menyeberang kembali ke Libanon. Sumber-sumber Libanon mengatakan tidak ada korban Hizbullah.

Satu sumber Libanon yang meminta anonim menyebut Hizbullah telah menembakkan peluru kendali ke sebuah tank Israel. Namun, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak mengetahui adanya insiden semacam itu.

Insiden ini terjadi di daerah Pertanian Shebaa, yang diduduki oleh Israel dan diklaim oleh Libanon. PBB menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah Suriah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Seorang saksi mata Reuters di Libanon menghitung belasan peluru Israel mengenai daerah itu. Peluru juga mendarat di dekat posisi militer Israel. Api membakar dan asap naik dari daerah itu.

Sekitar satu jam setelah laporan awal Israel tentang insiden keamanan di daerah itu, militer Israel memerintahkan bagi warga Israel yang tinggal di sepanjang perbatasan utara untuk tinggal di dalam rumah. "Libanon dan Hizbullah akan memikul tanggung jawab atas serangan apa pun dari wilayah Libanon," ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak lama sebelum laporan insiden tersebut.

Sumber Libanon yang mengetahui serangan ini mengatakan serangan Hizbullah terjadi sebagai pembalasan atas kematian seorang milisi Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel di tepi Damaskus Senin pekan lalu. Menyusul pembunuhan dua anggota Hizbullah di Damaskus Agustus lalu, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah bersumpah untuk menanggapi jika Israel membunuh lebih banyak milisinya di Suriah, meskipun wakil pemimpin kelompok pada Ahad kemarin menampik untuk perang dengan Israel.

Hizbullah telah mengerahkan milisi di Suriah sebagai bagian dari upaya yang didukung Iran untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam konflik yang memicu protes terhadap kekuasaannya pada 2011. Israel melihat kehadiran Hizbullah dan sekutunya Iran di Suriah sebagai ancaman strategis dan telah meningkatkan ratusan serangan terhadap target terkait Iran di sana.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement