REPUBLIKA.CO.ID, Belasan anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) datang satu persatu ke Kaba Kamboja dengan wajah ceria usai bermain di sekitar kampung. Ada yang datang dengan sepeda, ada pula yang dengan berjalan kaki. Mereka secara bergantian mencuci tangan, mendaftar di meja registrasi dan mendapatkan masker satu persatu oleh pengelola Kaba Kamboja.
Setelah itu, anak-anak yang berasal dari Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang ini dipersilakan memilih buku dan membawa ke tempat duduk yang sudah disediakan untuk menikmati bacaan yang mereka sukai.
"Ayok aku pilih ini (majalah anak-anak). Kemarin aku udah baca yang itu. Sekarang mau baca majalah aja," ucap Keisya, salah seorang anak yang mendatangi Taman Baca Kamboja.
Keisya memilih majalah anak-anak bernama Asyiknya Berkendara. Keisya adalah pelajar kelas V SD yang sudah mahir membaca dan menulis. Anak-anak yang lain pun demikian. Mereka langsung sibuk dengan bacaan yang sudah mereka pilih.
Begitulah sepintas aktivitas yang terlihat di Kadai Baca Kampung Jambak (Kaba Kamboja) pada Senin (27/7) siang menjelang sore.
Kaba Kamboja merupakan Taman Baca yang didirikan oleh kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Padang (UNP) di Kampung Jambak, Kelurahan Batipuh Panjang. Mahasiswa KKN UNP dibantu pemuda Karang Taruna setempat dan didukung oleh RT RW dan Kelurahan.
Taman Baca Kamboja didirikan di pinggir Sungai Batang Kandis yang mengaliri Kelurahan Batipuh Panjang. Taman Baca ini dibangun dengan papan, bambu dan beratapkan daun rumbia yang telah dilapisi plastik.
Mahasiswa KKN UNP dibantu Pemuda Karang Taruna setempat juga membuatkan beberapa tempat duduk dari bambu dengan konsep milenial. Mereka juga memberikan hiasan-hiasan dengan aneka warna supaya anak-anak betah berlama-lama membaca buku di Taman Baca Kamboja.
Hanifaf Putri Ruli Utami, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UNP angkatan 2017 merupakan inisiator Kaba Kamboja. Hani, begitu dia akrab disapa, merupakan warga asli RW I Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Awalnya, Hani kerap diminta bantu oleh para tetangga sekitarnya untuk membantu belajar daring anak-anak yang dirumahkan sejak pandemi corona. Saat itu, Hani belum KKN. Hani memaklumi ada banyak orang tua di Batipuh Panjang tidak paham membimbing anak-anaknya sekolah daring.
Hani yang cukup melek dengan teknologi kerap membantu keluhan para tetangga. Selain itu, Hani juga kerap diminta bantu mengajarkan adik-adik tetangga nya itu mengerjakan PR yang diberikan guru melalui aplikasi what's app.
"Awalnya, Hani sering diminta bantu ajarkan adik-adik. Ajarkan membaca, menulis, dan bantu adik-adik buatkan PR. Ibu-ibu tetangga kan banyak juga yang tidak paham dengan tugas diberikan guru lewat WA. Jadi Hani yang bantuin," kata Hani kepada Republika.
Meski begitu, Hani merasa waktu belajar adik-adik di lingkungannya itu sangat sedikit ketimbang bermain. Sejak masa pandemi, kerap mendapati adik-adik tetangganya berkeliaran bermain seharian di sekitar Kampung Jambak. Ada yang main sepeda, ada yang mandi ke Sungai dan lain-lain.
Di situlah terbersit ide di benak Hani untuk mendirikan Taman Baca. Karena Hani sejak kecil sudah gemar membaca dan memiliki cukup banyak koleksi bacaan yang bisa dia berdayakan membantu belajar adik-adik tetangga.
Ide Hani itu kemudian dijalankan bersama teman-teman kelompok KKN dari kampus UNP. Karena semester ini, mahasiswa angkatan 2017 di UNP sudah harus ikut KKN. Karena sistem KKN di masa pandemi dapat dilakukan di sekitar rumah sendiri, Hani menjadi tuan rumah bagi kelompok KKN-nya yang berasal dari kabupaten dan kota lain di luar Padang.
Kegiatan KKN kelompoknya, kata Hani, lebih banyak kepada sosialisasi covid-19 kepada warga. Ide mendirikan Taman Baca ini terealisasi sebagai kenang-kenangan dari kelompok KKN Hani dan kawan-kawan untuk warga setempat. Lahan yang dijadikan taman baca ini adalah milik keluarga Hani yang juga sangat mendukung keberadaan Taman Baca Kamboja.
Hani bahagia kini impiannya mendirikan taman baca untuk adik-adiknya di Batipuh Panjang sudah terealisasi. Ia berharap, kehadiran Taman Baca Kamboja dapat meransang minat adik-adiknya untuk giat belajar.
Karena, menurut Hani, anak-anak yang masih tingkat pendidikan SD harus diberi fasilitas dan kenyamana agar mau belajar. Apalagi situasi belajar daring di masa pandemi di mana akan sulit mengontrol belajar anak-anak oleh pihak sekolah.
Ketua Kelompok KKN UNP di Batipuh Panjang, Rustandi mengatakan, buku-buku yang diadakan di Taman Baca Kamboja diperoleh dengan swadaya anggota kelompok, dan warga setempat. Kaba Kamboja siap menerima hibah buku dari siapa saja yang ingin mendermakan. Bahkan Taman Baca ini sudah mendapat dukungan dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Padang untuk suplai buku-buku yang dibutuhkan.
Rustandi mengatakan, kelompok KKN mereka menginginkan Taman Baca Kamboja juga dapat meminimalisir anak-anak di di Kelurahan Batipuh Panjang dari pengaruh negatif gadget. Di era perkembangan tekologi komunikasi, anak-anak usia dini sangat mudah terkontaminasi pengaruh gadget sehingga susah untuk diarahkan belajar atau membaca.
"Rentan sekarang ini karena gadget membuat anak-anak usia dini ini malas belajar. Semoga dengan adanya taman baca ini mengurangi pengaruh gadget untuk anak-anak," ucap Rustandi.
Ketua RW I Kampung Jambak, Batipuah Panjang, Arbi merasa sangat terbantu dengan kehadiran Kaba Kamboja. Biasanya setiap hari anak-anak di Kampung Jambak sibuk berkeliaran bermain ke sana kemari karena tidak ada lagi sekolah tatap muka.
Warga, kata Arbi, sempat khawatir dengan pendidikan anak-anaknya yang sekarang dengan pola daring. Persentase waktu belajar anak-anak di Kampung Jambak menurut Arbi sangat sedikit dibandingkan waktu bermain berkeliaran di sekitar kampung.
"Biasanya anak-anak ini berkeliaran aja bermain. Sekarang sudah bisa terkontrol karena mereka main di sini (taman baca). Kami sangat bersyukur dan berterima masih kepada adik-adik mahasiswa UNP," ujar Arbi.
Arbi mengatakan di RW I Kampung Jambak ada 140 KK dan 100 lebih anak-anak tingkat pendidikan SD. Menurut Arbi, Taman Baca yang didirikan Hani dan kawan-kawan sangat membantu para orang tua yang khawatir dengan pendidikan anak-anaknya.
Kaba Kamboja dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Azwin. Peresmian ini juga dihadiri Ketua Karang Taruna Padang, Pejabat Camat Koto Tangah dan beberapa tokoh masyarakat di Kelurahan Batipuh Panjang. Azwin mengapresiasi, ide dari mahasiswa KKN UNP di Batipu Panjang karena sudah membantu pemerintah dalam menunjang pendidikan dan minat baca anak-anak di masa pandemi. Azwin menyebut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang siap membantu kebutuhan Kaba Kamboja. Baik kelengkapan buku maupun sarana prasarana lainnya.
"Kepedulian mahasiswa UNP terhadap minat baca anak-anak di Batipuh Panjang ini patut diapresiasi. Nilai moralnya sangat tinggi. Mereka menanamkan semangat membaca adalah membuka jendela dunia," kata Azwin.
Azwin menyebut kehadiran Kaba Kamboja menambah jumlah taman baca di Kota Padang. Saat ini di Kota Padang terdapat 45 taman baca yang sudah dibina Pemko Padang.
Menghadirkan Ahli Dongeng
Hani bertekad akan terus mengembangkan Kaba Kamboja untuk membantu intelektualitas adik-adik tetangga sekitarnya. Saat ini Hani dan kawan-kawan baru memancing daya tarik adik-adiknya dengan aneka bacaan sesuai tingkat usia mereka.
Selanjutnya, Hani berencana, akan menghadirkan teman-temannya di Fakultas Bahasa dan Seni UNP untuk memberikan dongeng secara berjala di Kaba Kamboja. Hani yakin, bila ada suguhan dongeng, aka semakin banyak anak-anak di Kampung Jambak yang berminta datang dan betah berada di Kaba Kamboja.
"Kita harus memikirkan cara untuk membuat adik-adik ini betah di sini. Karena anak-anak kan cenderung bosan," kata Hani.