Selasa 28 Jul 2020 08:59 WIB

Qurban Terbaik

Allah SWT ternyata hanya menerima kurban dari hasil pertanian Habil.

Pekerja memberi makan sapi yang dibeli Presiden Joko Widodo untuk kurban Idul Adha di Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (24/7/2020). Presiden Joko Widodo membeli sapi jenis limusin dengan berat 1,03 ton tersebut untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha 144! Hijriah di Masjid Agung Solo.
Foto: ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pekerja memberi makan sapi yang dibeli Presiden Joko Widodo untuk kurban Idul Adha di Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (24/7/2020). Presiden Joko Widodo membeli sapi jenis limusin dengan berat 1,03 ton tersebut untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha 144! Hijriah di Masjid Agung Solo.

Oleh Khairunnas

REPUBLIKA.CO.ID, Sebentar lagi umat Islam seluruh dunia akan merayakan Idul Qurban. Selain haji, pemotongan hewan qurban adalah ibadah pokok pada hari raya ini. Jutaan hewan qurban akan dipotong sebagai wujud ketakwaan kita kepada Allah SWT. Namun, tidak semua qurban diterima di sisi Allah SWT. Karena, Allah hanya menerima qurban terbaik dan niat ikhlas karena Allah.

Dalam sejumlah riwayat disebutkan, anak-anak Nabi Adam AS lahir dalam keadaan kembar, laki-laki dan perempuan, hingga berjumlah 20 pasang. Mereka kemudian tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena ketika itu tidak ada manusia lain selain Nabi Adam AS dan keluarganya maka Allah SWT memerintahkan Adam untuk menikahkah anak-anaknya secara silang.

Maka, Nabi Adam menikahkan putra tertuanya, Qabil, dengan kembaran putri keduanya Labuda. Sedangkan putra keduanya, Habil, dinikahkan dengan saudara kembar Qabil yang bernama Iqlima. Namun, Qabil enggan menikah dengan Labuda, dan dia lebih memilih saudara kembarnya sendiri, Iqlima.

Karena terus bersikeras, Adam meminta petunjuk kepada Allah untuk memecahkan persoalan tersebut. Qabil dan Habil disuruh untuk menyerahkan qurban yang diambil dari hasil usaha masing-masing. Bagi yang diterima qurbannya, dialah yang berhak menikah dengan Iqlima.

Disebutkan, Qabil mempunyai usaha peternakan sementara Habil berusaha di bidang pertanian. Sampai pada waktu yang telah ditentukan, masing-masing kemudian menyerahkan qurban mereka. Qabil menyerahkan hewan ternaknya dan Habil menyerahkan hasil pertaniannya.

Namun, Allah SWT ternyata hanya menerima qurban dari hasil pertanian Habil. Akibatnya, Qabil tidak terima dan menuduh bapaknya telah mendoakan Habil agar diterima qurbannya. Kejadian ini menimbulkan kebencian yang mendalam dari Qabil terhadap Habil. Iblis kemudian memanfaatkan kondisi ini untuk membujuk Qabil membunuh Habil, saudaranya sendiri. Maka, terjadilah pembunuhan pertama di muka bumi.

Padahal, tidak diterimanya qurban Qabil bukan karena keberpihakan Adam AS terhadap Habil, melainkan qurban yang diserahkan Habil lebih berkualitas dibanding qurban Qabil. Habil memilih yang terbaik dari hasil pertaniannya. Sementara, Qabil memilih ternak yang paling buruk kualitasnya. Allah SWT Mahabaik dan hanya menerima yang baik-baik pula.

Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa setiap amalan harus dilakukan dengan cara yang baik dan bersumber dari yang baik pula. Kita harus mendirikan sholat yang terbaik, puasa yang terbaik, zakat dengan harta yang terbaik, dan qurban dengan hewan yang terbaik pula.

Allah SWT adalah Zat yang Mahabaik dan hanya menerima amalan yang terbaik pula. Amalan yang terbaik hanya bisa dilakukan oleh hamba yang terbaik. Sedangkan, hamba yang terbaik di sisi Allah SWT adalah orang-orang yang bertakwa (muttaqin).

Orang yang bertakwa akan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Mereka dijanjikan sebagai penghuni surga. (QS Muhammad : 15). Karena itu, marilah berqurban dengan hewan terbaik yang kita miliki. Dengan begitu, semoga kita tergolong orang-orang yang bertakwa, yang akan ditempatkan di surga-Nya Allah SWT.

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement