Ahad 02 Aug 2020 09:05 WIB

Silsilah Masa Kesultanan Cirebon

Silsilah dari Sunan Gunung Jati hingga Panembahan Ratu Pakungwati II.

Foto: republika
Silsilah Kesultanan Cirebon (cirebon)

REPUBLIKA.CO.ID, Silsilah Masa Kesultanan Cirebon

1. Sunan Gunung Jati (Syekh Syarif Hidayatullah) (bertahta dari 1478-1568).

2. P. Adipati Pasarean (Pangeran Muhammad Arifin) (hidup dari 1495-1552).

3. P. Adipati Carbon I (Pangeran Sedang Kamuning) (hidup dari 1520-1533).

4. Panembahan Ratu Pakungwati I (Pangeran Emas Zainul Arifin) (bertahta dari 1568-1649).

5. P. Adipati Carbon II (Pangeran Sedang Gayam) (-).

6. Panembahan Ratu Pakungwati II (Panembahan Girilaya) (bertahta dari 1649-1662).

Masa Kesultanan Kasepuhan:

1. Pangeran Raja Adipati Syamsuddin Martawijaya (Sultan Sepuh I) (bertahta dari 1662-1697).

2. Pangeran Djamaluddin (Sultan Sepuh II) (bertahta dari 1697-1720).

3. Pangeran Djaenudin Amir Sena I (Sultan Sepuh III) (bertahta dari 1720-1750).

4. Pangeran Djaenudin Amir Sena II (Sultan Sepuh IV) (bertahta dari 1750-1778).

5. Pangeran Syaifudin / Sultan Matangadji (Sultan Sepuh V) (bertahta dari 1778-1784).

6. Pangeran Hasanuddin (Sultan Sepuh VI) (bertahta dari 1784-1790).

7. Pangeran Djoharuddin (Sultan Sepuh VII) (bertahta dari 1790-1816).

8. Pangeran Radja Udaka (Sultan Sepuh VIII) (bertahta dari 1816-1845).

9. Pangeran Radja Sulaeman (Sultan Sepuh IX) (bertahta dari 1845-1890).

10. Pangeran Radja Atmaja (Sultan Sepuh X) (bertahta dari 1890-1899).

11. Pangeran Radja Aluda Tajul Arifin (Sultan Sepuh XI) (bertahta dari 1899-1942).

12. Pangeran Radjaningrat (Sultan Sepuh XII) (bertahta dari 1942-1969).

13. Pangeran Radja Adipati H. Maulana Pakuningrat SH (Sultan Sepuh XIII) (bertahta dari 1969-2010).

14. Pangeran Radja Adipati Arief Natadiningrat SE (Sultan Sepuh XIV) (bertakhta dari 2010-2020).

Sumber: Republika/berbagai sumber

Pengolah: Agus Yulianto

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement